Alhamdulillahh…! Kalimat itu terlantun perlahan saja dari mulutku ketika teman-temanku menanyakan berapa hasil study-ku selama satu semester kemaren. Kenapa hanya perlahan saja? Harusnya aku bangga dan bahagia, kalau perlu pake acara teriak-teriak dan jingkrak-jingkrak. Pasalnya hasil yang aku peroleh sudah lebih dari target yang aku perkirakan. Bahkan sudah lebih juga dari usaha yang telah aku lakukan. Usaha belajar yang dibarengi oleh kesibukan di kampus dan terkadang rasa malas yang datang tanpa diundang.
Tak perlu aku beberkan berapa hasilnya disini, yang jelas hasilnya bagus walaupun nggak sebagus yang semester sebelumnya di tempatku kuliah dulu. “Lain lubuk lain ikannya, lain padang lain belalangnya”. Itulah satu hal yang harus ku ingat, berbeda universiti pasti berbeda sistem dan cara penilaiannya, hanya saja yang akan tetap sama adalah bagaiaman cara kita belajar dan menjalankan sistem di masing-masing universiti tersebut.
Sebelum nilai keluar, aku hanya berharap nilaiku bisa pass dan tuntas, nggak ada yg failed atau gagal. Aku tak akan mempedulikan berapa IP-ku, yang penting aku tidak akan mengulang mata pelajar yang sama disemester depan. Terserah sajalah, mau 2 atau 2,50 yang penting aku bisa menuntaskan semua mata kuliahku disemester ini. Aku benar-benar takut jikalau ada nilai yang harus aku perbaiki, apalagi kesempatanku kuliah di universiti ini hanya 3 semester saja, dan kalau gagal bisa-bisa aku nambah quantiti waktuku disini, dan itu akan membuatku ketinggalan dengan rekan-rekanku lainnya. Na’udzubillahiminzalik.. Jangan sampai terjadi..
Hm, rasanya sudah terlalu panjang aku bercuap-cuap, tapi belum terlihat jelas apa sebenarnya point penting dan masalah yang akan aku bicarakan disini. Baiklah, aku akan memulainya dengan satu kata kunci ” Puas”. Ya, itu dia sebenarnya yang sekarang tengah ku alami. Kepuasan atau ketidakpuasan. Jujur saja, untuk kali ini aku tak pernah punya target akan mendapatkan IP di atas tiga, yang aku harapkan hanyalah nilai standar batas ketuntasan. Saat aku benar-benar melihat hasil belajarku, aku bersyukur dan senang. Semua diluar target dan perkiraan. Puas, itulah yg aku rasakan awalnya. Namun, sedikit demi sedikit, perasaan itu meluntur dan semakin berkurang. Kenapa? Ya, karena aku mengetahui berapa nilai teman-temanku lainnya. Ada beberapa orang yang nilainya dibawah nilaiku tapi tetap bagus, dan tak sedikit juga yang memperoleh hasil lebih bagus dari apa yang aku dapatkan. Langsung saja timbul pemikiran yang entah baik entah buruk. Hm, kenapa mereka bisa mendapatkan hasil yang jauh lebih bagus dari apa yg aku peroleh. Padahal kita sama-sama belajar, sama-sama berusaha. Apa karena aku yang kurang pintar? Tapi rasanya itu bukanlah alasan yang tepat. Toh, kalopun aku pintar tapi nggak blajar dan berusaha, ya sama saja.Lagian mana ada manusia yg benar-benar bodoh, sepengetahuanku Tuhan menciptakan umatnya sama dengan kelebihan dan kekurangan yang sebanding. Tak ada yang benar-benar pintar dan tak ada juga yang benar-benar bodoh, kecuali anak-anak luar biasa yang memang mempunyai kemampuan yang luar biasa juga.
Hm, apa karena usahaku yang belum maksimal? Walaupun sudah sama-sama berusaha tapi pasti ada perbedaannya. Atau mungkin juga karena faktor keberuntungan? Ah, akupun tak tau pasti, yang jelas saat ini aku telah melupakan harapan awalku yang merasa masih kurang puas dengan hasil yang aku dapatkan.
Untuk hal ini aku tidak akan melihatnya dari sudut pandang negatif, aku akan berpositif thinking dan akan mengambil hikmah dari semua ini. Yang jelas untuk kedepannya aku harus berusaha lebih dan lebih lagi agar bisa mendapatkan hasil yang lebih juga. Tak lupa setiap usaha juga harus di barengi dengan doa kepada Tuhan dan meminta didoakan oleh orang tua, karena doa orang tua termasuk doa yang paling cepat di ijabah oleh Allah.
Dan benar saja. Manusia itu memang tak pernah puas dan tak akan pernah puas sebelum rasa puas itu lenyap dari dirinya. Sudah dapat lebih dari yang diinginkan, sudah puas, tapi nanti pasti ada saja hal-hal yang membuat rasa puas itu menjadi kurang puas atau bahkan menjadi tidak puas. Tapi nggak apa-apa, karena nggak selalu rasa tidak puas itu bermakna konotasi. Terkadang hal itu bisa kita jadikan sebagai motivasi untuk hidup ini. Apalagi untuk masalahku saat ini yang kurang puas dengan hasil belajar dan prestasiku kemaren, itu artinya aku harus lebih rajin dan giat lagi berusaha agar prestasiku bisa lebih baik dan semakin bagus. Kurang puas atau tidak puas karena sebuah prestasi adalah satu hal yang baik dan positive menurutku. Itu artinya aku mempunyai kemauan dan keinginan yang lebih lagi untuk meningkatkan prestasiku kedepannya.
Oya, aku juga ingat satu hal yang disampaikan oleh seseorang yang bijak menurutku. Dia bilang “Mempertahankan itu lebih sulit daripada mengejarnya”. Dan benar saja, bertahan di situasi yang jauh lebih baik dari apa yang kita dapatkan sekarang atau yang akan kita lakukan kedepannya memang sulit. Makanya, berusahalah untuk selalu melakukan yang terbaik agar apa yang kita dapatkan juga bisa baik. Berpuaslah pada nikmat Allah, bukan pada sesuatu yang akan membuat kita lebih maju dan lebih baik kedepannya..!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar