SUKSES ADA DI PIKIRAN ANDA
Gak percaya?
Apakah Anda pernah berfikir, apa yang membedakan kita dengan Bill Gates, selain kekayaan sebesar US $50 milyar?
Bukan gelar sarjana-nya (Bill Gates tidak pernah lulus universitas!), bukan karena keluarga-nya, bukan pula teman-nya (banyak orang miskin yang kenal dengan orang kaya, tapi mereka tidak jadi kaya juga, kan?).
Yang membedakan Anda dengan Bill Gates adalah hanya apa yang ada di benak Anda dan dia. Hanya itu saja. Pikiran Anda adalah satu-satu-nya yang membedakan Anda dengan seorang Bill Gates.
Apa arti-nya?
Arti-nya adalah bahwa apa dan siapa Anda sekarang disebabkan oleh pilihan Anda sendiri untuk berada dimana Anda sekarang berada.
Ya, murni keputusan Anda sendiri. Pikiran yang ada di benak Anda, membawa Anda untuk mengambil keputusan, yang pada akhirnya membawa Anda kepada kondisi Anda sekarang.
Faktor yang paling menentukan untuk melihat apakah Anda akan sukses, adalah;
Apakah Anda membentuk atau tidak, sebuah pikiran (mindset) yang akan mendorong dan memberikan kekuatan kepada Anda untuk melakukan tindakan dan menerapkan disiplin yang dibutuhkan untuk meraih sukses?
Bukan produk, perusahaan, bukan training, bukan artikel blog motivasi ini, bukan CD motivasi, dan bukan juga segerombolan up line Anda yang bersedia membantu Anda! Anda dan hanya Anda lah. It's your mindset,!
Apakah Anda melatih pikiran Anda untuk berfikir seperti seorang pebisnis yang sukses, yang pada akhirnya, akan menjadikan Anda seorang pebisnis sukses?
"Tapi Berhati-hatilah Dengan Pikiran Anda, Pikiran Anda Sering Menipu!"
Seseorang yang sukses melakukan apa yang -secara sadar diputuskan - untuk tidak dilakukan oleh orang-orang yang tidak sukses. Keputusan untuk "gagal" ini, sangat mudah untuk dilupakan, karena pikiran Anda akan memberikan "alasan logis" yang membenarkan keputusan Anda tersebut. Jika Anda tidak berhati-hati, Anda akan membiarkan pikiran Anda menipu Anda.
Alasan-alasan umum seperti:
"saya terlalu sibuk saat ini"
"saya belum punya cukup waktu"
"saya terlalu capek untuk melakukan hal lain"
"saya tidak punya uang yang cukup untuk memulai"
"istri/suami saya tidak setuju"
"saya pernah mencoba, dan gagal"
"saya tidak punya pengalaman bisnis"
"saya tidak suka berjualan"
"saya mau mencoba bisnis yang lain"
"saya tidak punya kenalan, yang kira-kira mau ikutan juga"
"saya coba dulu produk-nya"
"saya terlalu gemuk"
"saya gengsi"
"saya pemalu"
"saya botak"
Coba Anda baca lagi alasan-alasan diatas, bukankah mudah bagi Anda untuk menemukan secara langsung -setidaknya- 3 alasan yang menenangkan/menyenangkan Anda, dan membuktikan kepada Anda bahwa Anda memang tidak bisa mendapatkan apa yang sebenarnya Anda inginkan?
Apakah alasan-alasan diatas benar-benar sebuah alasan yang sesungguhnya? Atau kah itu semua hanya alasan (yang dicari-cari) belaka? Mau tahu masalah sebenar-nya?
"Masalahnya Adalah, Bukan Pada Apakah Anda Bisa Atau Tidak, Tapi Apakah Anda Benar-benar Menginginkannya?"
Setiap kali Anda bilang "saya tidak bisa", secara otomatis akan diterjemahkan oleh pikiran Anda sebagai; "saya tidak akan melakukan-nya", dan Anda akan secara otomatis pula memberikan alasan-alasan yang "logis" untuk mendukung pendapat Anda tersebut.
Pikiran yang konsisten tentang sesuatu, akan menghasilkan pola tertentu dari cara berfikir Anda. Pola pikir Anda akan menghasilkan "rasa percaya" (beliefs), "sikap" (attitude), dan "nilai" (values). Beliefs, Attitudes, dan Values, akan menghasilkan "tindakan" (actions). Actions akan menghasilkan results. Cukup logis, bukan?
Kenyataan-nya, di dunia ini, hanya satu hal yang masuk hitungan; yaitu sesuatu yang Anda hasilkan (result), dan sesuatu tersebut adalah hasil dari serangkaian pola pikir Anda. Anda tidak dapat menghasilkan sesuatu yang tidak ada dalam diri Anda sendiri.
Ingat,; Bibit Jeruk Tidak Akan Menghasilkan Anggur, Dan Ayam Tidak Akan Menghasikan Kuda. Cukup Logis?
Singkat kata, jika Anda ingin menjadi "sesuatu", mulai lah dengan membentuk dan melatih pikiran Anda untuk menjadi "sesuatu" itu!
"Namun Perlu Di-Ingat Kembali, Bahwa Anda Dan Diri Anda Sendirilah Yang Bisa Menolong Anda"
Dengan kata Lain Anda Harus segera Action!! Jangan biarkan diri Anda menjadi seorang pemimpi selamanya. Wujudkan mimpi Anda! Jadikan diri Anda seorang pemimpin, yang bertanggung jawab terhadap diri Anda sendiri, dan orang-orang yang Anda pimpin! Saya disini hanya membantu Anda untuk melihat kenyataan hidup dan permasalahannya, memberikan sebuah motivasi pada diri Anda dan solusinya tentu Anda terapkan sendiri. Pilihan sepenuh-nya ada pada Anda.
Sharing Ilmu Sebanyak MMungkin Tentang Pengalaman Segala hal yang telah Terjadi Sehari hari dan telah Kita Lalui . Komentar akan membuat Kita Selalu Menjadi Lebih baik dari Sebelumnya dengan Kesungguhan hati Kita
Label
Tampilkan postingan dengan label Motivasi-Motivasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Motivasi-Motivasi. Tampilkan semua postingan
12 Agu 2012
Cara Mengatasi Masalah Besar/ Kecil
Hadapi dengan Senyuman
Masalah dan kejadian sehari-hari kadang membuat kita melupakan senyuman. Kesibukan pekerjaan, dikejar deadline, dikejar target, bersinggungan dengan teman sepekerjaan, tetangga dan keluarga membuat kita marah dan jika tak bisa melampiaskan kemarahan paling kita bungkam atau memasang muka cemberut seolah mengajak "perang" pada siapa saja yang ada didekatnya hingga tak jarang pula akibat dari kemarahan itu muncul emosi yang berlebihan hingga melupakan akal sehat yang bisa mengakibatkan kita bertindak emosional pula yang kadang malah membawa kita pada masalah lain yang lebih besar.
Sulit rasanya untuk tersenyum saat masalah datang, padahal disaat seperti itu kejernihan dalam berpikir dan bertindak mutlak diperlukan dalam menghadapi setiap permaslahan hidup. Berusaha untuk selalu tersenyum kala menghadapi semuanya merupakan cermin ketegaran seseorang. Kalaupun tidak mampu tersenyum di bibir, mencoba untuk tersenyum dalam hati ternyata ampuh untuk meredam emosi dan dapat membuat kita selalu terlihat tegar karena dari hati yang tegar akan nampak pula ketenangan yang bisa dipancarkan keseluruh tubuh kita.
Lalu bagaimana bisa tersenyum jika masalah yang datang sangat berat, seperti ditinggalkan seseoarang yang dicintai (meninggal), ditinggal kekasih, putus cinta dan lain-lain? Ya…memang akan berat jika masalah seperti itu yang terjadi, tetapi kuncinya ada pada hati, karena mau tidak mau suka atau tidak suka, semuanya bisa terjadi dan harus terjadi. Kita dituntut harus selalu siap menghadapi segala kemungkinan dalam hidup ini walau pahit sakalipun. Membiarkan dan mengikhlaskan hati adalah lebih baik dari pada meratapi semua yang telah terjadi. Tak bisa kita berhenti hanya karena suatu masalah yang memang harusnya terjadi dan diluar kekuasaan kita sedangkan waktu tak pernah berhenti untuk berputar dan hidup harus selalu melanjutkan perjalannya.
Jadi hadapilah semuanya dengan senyuman, dan ternyata kita akan lebih baik dengan hanya sedikit senyuman dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan keindahan. Mengapa dikatakan Indah? Karena keindahan hidup dapat dilihat dan dirasakan jika kita bisa mengggap bahwa tidak ada masalah yang besar dalam hidup ini kecuali masalah adalah bagian dari keindahan hidup itu sendiri. Tergantung bagai mana kita bisa menyikapinya secara positif dan dapat selalu mengambil hikmah dari setiap musibah dan masalah yang dialami. Sayang jika hidup dilewati dengan muka cemberut, memendam kesusahan dan kesedihan karena masalah tetap saja akan selalu ada. Ini hidup Bung!!! Cobalah untuk menghadapinya dengan Selalu tersenyum.
Masalah dan kejadian sehari-hari kadang membuat kita melupakan senyuman. Kesibukan pekerjaan, dikejar deadline, dikejar target, bersinggungan dengan teman sepekerjaan, tetangga dan keluarga membuat kita marah dan jika tak bisa melampiaskan kemarahan paling kita bungkam atau memasang muka cemberut seolah mengajak "perang" pada siapa saja yang ada didekatnya hingga tak jarang pula akibat dari kemarahan itu muncul emosi yang berlebihan hingga melupakan akal sehat yang bisa mengakibatkan kita bertindak emosional pula yang kadang malah membawa kita pada masalah lain yang lebih besar.
Sulit rasanya untuk tersenyum saat masalah datang, padahal disaat seperti itu kejernihan dalam berpikir dan bertindak mutlak diperlukan dalam menghadapi setiap permaslahan hidup. Berusaha untuk selalu tersenyum kala menghadapi semuanya merupakan cermin ketegaran seseorang. Kalaupun tidak mampu tersenyum di bibir, mencoba untuk tersenyum dalam hati ternyata ampuh untuk meredam emosi dan dapat membuat kita selalu terlihat tegar karena dari hati yang tegar akan nampak pula ketenangan yang bisa dipancarkan keseluruh tubuh kita.
Lalu bagaimana bisa tersenyum jika masalah yang datang sangat berat, seperti ditinggalkan seseoarang yang dicintai (meninggal), ditinggal kekasih, putus cinta dan lain-lain? Ya…memang akan berat jika masalah seperti itu yang terjadi, tetapi kuncinya ada pada hati, karena mau tidak mau suka atau tidak suka, semuanya bisa terjadi dan harus terjadi. Kita dituntut harus selalu siap menghadapi segala kemungkinan dalam hidup ini walau pahit sakalipun. Membiarkan dan mengikhlaskan hati adalah lebih baik dari pada meratapi semua yang telah terjadi. Tak bisa kita berhenti hanya karena suatu masalah yang memang harusnya terjadi dan diluar kekuasaan kita sedangkan waktu tak pernah berhenti untuk berputar dan hidup harus selalu melanjutkan perjalannya.
Jadi hadapilah semuanya dengan senyuman, dan ternyata kita akan lebih baik dengan hanya sedikit senyuman dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan keindahan. Mengapa dikatakan Indah? Karena keindahan hidup dapat dilihat dan dirasakan jika kita bisa mengggap bahwa tidak ada masalah yang besar dalam hidup ini kecuali masalah adalah bagian dari keindahan hidup itu sendiri. Tergantung bagai mana kita bisa menyikapinya secara positif dan dapat selalu mengambil hikmah dari setiap musibah dan masalah yang dialami. Sayang jika hidup dilewati dengan muka cemberut, memendam kesusahan dan kesedihan karena masalah tetap saja akan selalu ada. Ini hidup Bung!!! Cobalah untuk menghadapinya dengan Selalu tersenyum.
Memanah Bintang
Oleh:
Aswar
Memanah bintang. Ya, begitulah saya menyebutnya. Memanah bintang untuk menggapai mimpi-mimpi kita. Anda, bahkan mungkin semua orang sering mendengar istilah 'Gapailah cita-citamu setinggi langit'. Saya menggantinya dengan kalimat lain (boleh, kan?) 'Gapailah mimpi-mimpimu dengan memanahnya'. Memanah mimpi-mimpi ke bintang. Mengapa memanahnya?
Pertama:
Bila Anda memanahnya ke bintang, maka ada kemungkinan anak panah Anda akan melesat menembus awan dan tepat sasaran. Bintang itu akan jatuh ke tangan Anda. Kemudian Anda bisa tersenyum bangga karena apa yang selama ini hanya ada di alam khayalan tercapai sudah.
Kedua:
Memanah mimpi-mimpi (sebut saja 'cita-cita') dari bumi menuju bintang, maka ada kemungkinan bila anak panah tidak bisa mencapai bintang, ia akan terdampar di bulan. Bagus... mengapa? karena Anda masih bisa memanahnya lagi dari jarak yang lebih dekat. Ya, memanahnya di bulan. Semakin dekat ke bintang.
Penjabaran tentang memanah bintang itu adalah mimpi-mimpi setiap orang. Ada yang sangat memimpikannya, tapi tidak pernah mau atau mungkin malas untuk mengambil anak panahnya dan melepasnya ke bintang. Sikap inilah yang menjadi benalu, penghambat laju Anda untuk mencapa mimpi-mimpi seperti yang telah dicapai kebanyakan orang. Banyak model manusia yang tidak segera action. Banyak yang menunda. Banyak yang tidak memiliki self confident. Bahkan ada yang sengaja menundanya dan menungghu orang lain memanahnya. Kemudian ia menyesal karena orang lain ternyata bisa meraihnya sedangkan bagi dirinya hanya ada dalam khayalan di alam mimpi.
Segeralah sadar. Bangun dari tidur lelap Anda. kesuksesan hanya akan kita raih dengan kerja nyata. Bukan bermimpi.
Semoga sukses menyertai kita semua.
Aswar
Memanah bintang. Ya, begitulah saya menyebutnya. Memanah bintang untuk menggapai mimpi-mimpi kita. Anda, bahkan mungkin semua orang sering mendengar istilah 'Gapailah cita-citamu setinggi langit'. Saya menggantinya dengan kalimat lain (boleh, kan?) 'Gapailah mimpi-mimpimu dengan memanahnya'. Memanah mimpi-mimpi ke bintang. Mengapa memanahnya?
Pertama:
Bila Anda memanahnya ke bintang, maka ada kemungkinan anak panah Anda akan melesat menembus awan dan tepat sasaran. Bintang itu akan jatuh ke tangan Anda. Kemudian Anda bisa tersenyum bangga karena apa yang selama ini hanya ada di alam khayalan tercapai sudah.
Kedua:
Memanah mimpi-mimpi (sebut saja 'cita-cita') dari bumi menuju bintang, maka ada kemungkinan bila anak panah tidak bisa mencapai bintang, ia akan terdampar di bulan. Bagus... mengapa? karena Anda masih bisa memanahnya lagi dari jarak yang lebih dekat. Ya, memanahnya di bulan. Semakin dekat ke bintang.
Penjabaran tentang memanah bintang itu adalah mimpi-mimpi setiap orang. Ada yang sangat memimpikannya, tapi tidak pernah mau atau mungkin malas untuk mengambil anak panahnya dan melepasnya ke bintang. Sikap inilah yang menjadi benalu, penghambat laju Anda untuk mencapa mimpi-mimpi seperti yang telah dicapai kebanyakan orang. Banyak model manusia yang tidak segera action. Banyak yang menunda. Banyak yang tidak memiliki self confident. Bahkan ada yang sengaja menundanya dan menungghu orang lain memanahnya. Kemudian ia menyesal karena orang lain ternyata bisa meraihnya sedangkan bagi dirinya hanya ada dalam khayalan di alam mimpi.
Segeralah sadar. Bangun dari tidur lelap Anda. kesuksesan hanya akan kita raih dengan kerja nyata. Bukan bermimpi.
Semoga sukses menyertai kita semua.
Jati Diri Kepemimpinan Rasulullah
Oleh:
Aswar
Michael Hart, dalam bukunya '100 Tokoh Paling Berpengaruh' menempatkan Nabi Muhammad saw sebagai pemimpin peradaban paling berpengaruh di dunia, sepanjang masa kepemimpinan umat manusia di planet bumi. Alasannya jelas, kepemimpinan beliau memberikan dampak dan pengaruh besar terhadap tumbuh kembangnya peradaban manusia. Para pengikutnya setiap waktu menunjukkan grafik naik atau bertambah dan tidak dapat dibendung.
Banyak kalangan menilai, salah faktor keberhasilan nabi Muhammad mempertahankan kepemimpinan yang pernah diembannya (pasca-wafatnya) adalah faktor internal, jati dirinya, keteladanannya. Ide-idenya sangat cemerlang dan selalu membuat setiap orang yang mendengarnya merasa takjub. Saking terkesimanya, setiap orang yang berinteraksi dengannya seolah ditarik oleh sebuah magnit berlawanan yang sangat kuat.
Kepemimpinan yang diembannya serta amanah yang diterimanya dari Tuhan semesta alam senantiasa mengarahkannya untuk selalu melakukan yang terbaik dalam kehidupannya. Karya terbaik dan fenomenal adalah kader-kadernya yang militan sekelas Abu Bakar, Usman, Umar, Ali, Abdurrahman dan banyak lagi. Hampir semua kader yang beliau 'karbit' menjadi pemimpin peradaban pada masanya.
Kepemimpinan beliau menggetarkan hati musuh-musuhnya. Bahkan banyak yang menghindarinya karena takut terkena percikan keimanan. Semasa hidupnya, beliau sangat mencintai dan menghormati setiap orang yang berbuat kebaikan sekalipun berbeda akidah. Pelecehan yang dilakukan oleh musuh-musuhnya bukan menenggelamkan namanya di hati manusia tetapi semakin menumbuhsuburkannya sampai sekarang. Belas kasih terhadap sesamanya dan senang membimbing orang lain pada kebaikan. Bedanya dengan pemimpin sekarang.... masih terlalu banyak yang mengedepankan ego dan hawa nafsunya sehingga setiap orang yang dipimpinnya menjadi musuh. Bahkan ada rakyat yang mengusungnya menjadi benci karena hilangnya keteladanan yang semestinya terpatri dalam kesehariannya.
Mencari pemimpin yang bercermin dari karakter Nabi Muhammad saw dewasa ini memang sulit. Tapi paling tidak pemimpin dambaan manusia adalah pemimpin yang menjunjung tinggi nilai ilahiyah dan bekerja sesuai amanah yang diembannya. Semoga.
Aswar
Michael Hart, dalam bukunya '100 Tokoh Paling Berpengaruh' menempatkan Nabi Muhammad saw sebagai pemimpin peradaban paling berpengaruh di dunia, sepanjang masa kepemimpinan umat manusia di planet bumi. Alasannya jelas, kepemimpinan beliau memberikan dampak dan pengaruh besar terhadap tumbuh kembangnya peradaban manusia. Para pengikutnya setiap waktu menunjukkan grafik naik atau bertambah dan tidak dapat dibendung.
Banyak kalangan menilai, salah faktor keberhasilan nabi Muhammad mempertahankan kepemimpinan yang pernah diembannya (pasca-wafatnya) adalah faktor internal, jati dirinya, keteladanannya. Ide-idenya sangat cemerlang dan selalu membuat setiap orang yang mendengarnya merasa takjub. Saking terkesimanya, setiap orang yang berinteraksi dengannya seolah ditarik oleh sebuah magnit berlawanan yang sangat kuat.
Kepemimpinan yang diembannya serta amanah yang diterimanya dari Tuhan semesta alam senantiasa mengarahkannya untuk selalu melakukan yang terbaik dalam kehidupannya. Karya terbaik dan fenomenal adalah kader-kadernya yang militan sekelas Abu Bakar, Usman, Umar, Ali, Abdurrahman dan banyak lagi. Hampir semua kader yang beliau 'karbit' menjadi pemimpin peradaban pada masanya.
Kepemimpinan beliau menggetarkan hati musuh-musuhnya. Bahkan banyak yang menghindarinya karena takut terkena percikan keimanan. Semasa hidupnya, beliau sangat mencintai dan menghormati setiap orang yang berbuat kebaikan sekalipun berbeda akidah. Pelecehan yang dilakukan oleh musuh-musuhnya bukan menenggelamkan namanya di hati manusia tetapi semakin menumbuhsuburkannya sampai sekarang. Belas kasih terhadap sesamanya dan senang membimbing orang lain pada kebaikan. Bedanya dengan pemimpin sekarang.... masih terlalu banyak yang mengedepankan ego dan hawa nafsunya sehingga setiap orang yang dipimpinnya menjadi musuh. Bahkan ada rakyat yang mengusungnya menjadi benci karena hilangnya keteladanan yang semestinya terpatri dalam kesehariannya.
Mencari pemimpin yang bercermin dari karakter Nabi Muhammad saw dewasa ini memang sulit. Tapi paling tidak pemimpin dambaan manusia adalah pemimpin yang menjunjung tinggi nilai ilahiyah dan bekerja sesuai amanah yang diembannya. Semoga.
Kisah Inspiratif Penjual Kerepek Pisang
Oleh:
Yustus Maturbongs
Bagi warga kota Manado, mungkin mereka sudah tidak asing lagi dengan seorang bapak tua, dengan kondisi tidak sempurna (buta), berdiri di atas trotoar depan Bank Sinar Mas sambil menjajakan kerepek pisang jualannya. Dengan menggunakan sebuah ember yang berisi kerepek pisang jualannya, ia berdiri di situ sambil terus bersuara menarik perhatian orang-orang yang lalu-lalang di sekitar situ.
"Kerepek pisang... kerepek pisang!" begitulah teriakannya. Satu hal yang saya lihat, bapak tua itu tak pernah berhenti meneriakan kerepek pisangnya. Semangat untuk terus bertahan hidup, sepertinya tak pernah padam. Suatu hari, selepas pulang kerja , saya mencoba mendekatinya dan ia seperti sudah tahu kedatangan saya. Ia lalu menawarkan kerepek pisangnya. Setelah memberikan uang, saya katakan kerepeknya tidak usah. Setelah itu, saya meninggalkannya.
Esok harinya, saya melewati jalan yang sama selepas pulang kantor, dan saya masih mendapatkan bapak tua itu berdiri dengan setia di situ. Tidak beberapa jauh dari tempatnya saya melihat ia tersenyum, seakan menyambut kedatangan saya. Dengan suara yang khas, "kerepek pisang... kerepek pisang!". Saya mendekatinya dan ia berkata, "adik yang kemarin sore itu ya?". Saya kaget dengan ucapannya. Bagaimana mungkin ia bisa tahu dengan keadaan fisiknya yang seperti itu? Akhirnya saya memberanikan diri mengajaknya bercerita. Bapak tua itu sejak kecil sudah di lahirkan dengan keadaan buta total. Ia berkata pada saya, entah sudah berapa lama ia menjadi penjual kerepek pisang. Sejak ia menikah, istrinya juga sakit-sakitan. Akhirnya ia memutuskan berjualan kerepek pisang untuk membiayai kehidupan hidup keluarganya. Istrinya dengan setia membuat kerepek pisang dan ia sejak jam 6 pagi sudah berdiri di situ sampai jam 7 malam. Posisi berjualan pun tidak pernah berubah. Hujan, panas atau dalam keadaan apapun, ia tetap setia berdiri di situ.
Pengalaman di usir oleh petugas Satpol PP sudah terlalu sering ia alami. Mungkin karena kasihan dengan keadaanya, petugas akhirnya membiarkan ia tetap berjualan di situ. Dalam perbincangannya dengan saya, ia katakan bahwa menjalani hidup dengan keadaan seperti ini tidak pernah ia sesali. Ia marah kalau ada orang melihat dia hanya karena kasihan. Ia mau menunjukan pada dunia bahwa keterbatasan fisik seperti ini, bukan penghalang untuk terus bertahan hidup. Kata –kata yang paling menyentuh hati saya dari bapak tua itu "Tuhan mengijinkan saya hidup dan saya bersyukur untuk itu!" Pertemuan saya dengan bapak tua itu akhirnya menjadi pengisi hidup saya sehari-hari. Hampir setiap hari sepulang kerja, saya selalu menyempatkan diri membeli kerepek pisangnya. Trima kasih karena sudah menyadarkan saya, bahwa mensyukuri hidup yang Tuhan sudah berikan secara cuma-cuma, jauh lebih berharga dari harta apapun di dunia ini.
Seringkali, perjuangan adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Jika Tuhan memperbolehkan hidup kita lalui tanpa cobaan, hal ini akan membuat kita lemah. Kita tidak akan sekuat seperti apa yang kita harapkan.
Kita meminta kekuatan... dan Tuhan memberi kita kesulitan untuk kita hadapi dan membuat hidup kita menjadi kuat.
Kita meminta kebijksanaan... dan Tuhan memberi kita masalah-masalah yang harus kita pecahkan
Kita meminta kemakmuran... dan Tuhan memberi otak dan kekuatan untuk bekerja
Kita meminta keberanian... dan Tuhan memberikan rintangan untuk kita hadapai
Kita meminta cinta... dan Tuhan memberikan orang-orang yang dalam kesulitan untuk kita bantu
Kita meminta pertolongan... dan Tuhan memberikan kita kesempatan
"Kita tidak menerima apa yang kita inginkan..., tapi kita menerima apa yang kita butuhkan"
Yustus Maturbongs
Bagi warga kota Manado, mungkin mereka sudah tidak asing lagi dengan seorang bapak tua, dengan kondisi tidak sempurna (buta), berdiri di atas trotoar depan Bank Sinar Mas sambil menjajakan kerepek pisang jualannya. Dengan menggunakan sebuah ember yang berisi kerepek pisang jualannya, ia berdiri di situ sambil terus bersuara menarik perhatian orang-orang yang lalu-lalang di sekitar situ.
"Kerepek pisang... kerepek pisang!" begitulah teriakannya. Satu hal yang saya lihat, bapak tua itu tak pernah berhenti meneriakan kerepek pisangnya. Semangat untuk terus bertahan hidup, sepertinya tak pernah padam. Suatu hari, selepas pulang kerja , saya mencoba mendekatinya dan ia seperti sudah tahu kedatangan saya. Ia lalu menawarkan kerepek pisangnya. Setelah memberikan uang, saya katakan kerepeknya tidak usah. Setelah itu, saya meninggalkannya.
Esok harinya, saya melewati jalan yang sama selepas pulang kantor, dan saya masih mendapatkan bapak tua itu berdiri dengan setia di situ. Tidak beberapa jauh dari tempatnya saya melihat ia tersenyum, seakan menyambut kedatangan saya. Dengan suara yang khas, "kerepek pisang... kerepek pisang!". Saya mendekatinya dan ia berkata, "adik yang kemarin sore itu ya?". Saya kaget dengan ucapannya. Bagaimana mungkin ia bisa tahu dengan keadaan fisiknya yang seperti itu? Akhirnya saya memberanikan diri mengajaknya bercerita. Bapak tua itu sejak kecil sudah di lahirkan dengan keadaan buta total. Ia berkata pada saya, entah sudah berapa lama ia menjadi penjual kerepek pisang. Sejak ia menikah, istrinya juga sakit-sakitan. Akhirnya ia memutuskan berjualan kerepek pisang untuk membiayai kehidupan hidup keluarganya. Istrinya dengan setia membuat kerepek pisang dan ia sejak jam 6 pagi sudah berdiri di situ sampai jam 7 malam. Posisi berjualan pun tidak pernah berubah. Hujan, panas atau dalam keadaan apapun, ia tetap setia berdiri di situ.
Pengalaman di usir oleh petugas Satpol PP sudah terlalu sering ia alami. Mungkin karena kasihan dengan keadaanya, petugas akhirnya membiarkan ia tetap berjualan di situ. Dalam perbincangannya dengan saya, ia katakan bahwa menjalani hidup dengan keadaan seperti ini tidak pernah ia sesali. Ia marah kalau ada orang melihat dia hanya karena kasihan. Ia mau menunjukan pada dunia bahwa keterbatasan fisik seperti ini, bukan penghalang untuk terus bertahan hidup. Kata –kata yang paling menyentuh hati saya dari bapak tua itu "Tuhan mengijinkan saya hidup dan saya bersyukur untuk itu!" Pertemuan saya dengan bapak tua itu akhirnya menjadi pengisi hidup saya sehari-hari. Hampir setiap hari sepulang kerja, saya selalu menyempatkan diri membeli kerepek pisangnya. Trima kasih karena sudah menyadarkan saya, bahwa mensyukuri hidup yang Tuhan sudah berikan secara cuma-cuma, jauh lebih berharga dari harta apapun di dunia ini.
Seringkali, perjuangan adalah sesuatu yang kita butuhkan dalam hidup ini. Jika Tuhan memperbolehkan hidup kita lalui tanpa cobaan, hal ini akan membuat kita lemah. Kita tidak akan sekuat seperti apa yang kita harapkan.
Kita meminta kekuatan... dan Tuhan memberi kita kesulitan untuk kita hadapi dan membuat hidup kita menjadi kuat.
Kita meminta kebijksanaan... dan Tuhan memberi kita masalah-masalah yang harus kita pecahkan
Kita meminta kemakmuran... dan Tuhan memberi otak dan kekuatan untuk bekerja
Kita meminta keberanian... dan Tuhan memberikan rintangan untuk kita hadapai
Kita meminta cinta... dan Tuhan memberikan orang-orang yang dalam kesulitan untuk kita bantu
Kita meminta pertolongan... dan Tuhan memberikan kita kesempatan
"Kita tidak menerima apa yang kita inginkan..., tapi kita menerima apa yang kita butuhkan"
Hanya ingin yang terbaik…!!!
Tuhan, adakah aku menyakiti hati banyak orang? Adakah aku berbuat dosa dan kesalahan yang tidak bisa dimaafkan? Adakah aku murka padamu Tuhan? Tuhan, tolong jawab pertanyaanku itu? Sungguh aku tidak tau jawaban dari perkara-perkara tersebut Tuhan. Tuhan, tolong, jawablah, mungkin lewat hujan yang Kau turunkan malam ini, atau bisa jadi lewat angin yang Kau hembuskan ke dalam bilik kamarku.
Aku tak pernah menuntut ini dan itu seperti yang diinginkan oleh banyak orang. Aku tak pernah meminta rumah mewah berlantai mar-mar dan keramik buatan Italia. Aku juga tak berharap bisa memiliki dan memarkir lamborghini di garasi rumahku, yang aku inginkan itu hanyalah ketenangan dan kedamaian jiwa. Aku benar-benar tak sanggup hidup dalam keadaan yang serba membingungkan seperti ini.
Aku tau pasti dan sangat percaya, menentang takdir-Mu adalah suatu kesalahan besar dalam hidup ini. Tidak mendengarkan perintah-Mu adalah hal terburuk yang akan mencelakai hidupku sendiri. Tapi apakah selamanya aku akan menyerah pada takdir yang ada tanpa berusaha untuk mendapatkan yang lebih baik lagi. Apakah aku harus menjalankan sesuatu yang membuat batinku sendiri tak tenang dan hatiku tak ikhlas untuk menjalaninya?
Dalam hidup ini, terkadang Engkau memberikan opsi-opsi yang sangat berat untuk dipilih dan dijalani. Terkadang juga Kau memberikan opsi yang jauh diluar kuasaku sendiri untuk memutuskan dan menjalankannya. Bingung dan bimbang dalam menentukan mana yang terbaik dan mana yang lebih baik adalah perkara yang amat sangat berat Tuhan. Aku percaya, tak ada satupun perkara yang Kau ciptakan tanpa risiko-risiko di dalamnya. Tapi, apakah harus sesulit ini aku memutuskannya? Dan apakah selalu kata hati ini akan menunjukkan ke arah yang benar?
Bicara tentang pilihan, aku jadi ingat kejadian dua hari yang lalu saat aku akan menikmati fasilitas mandi sauna di pusat Sukan. Aku hendak memasuki bilik sauna yang semua bagiannya terbuat dari kayu Cedar, namun aku tidak merasakan panas yang seharusnya aku dapatkan di dalam bilik tersebut. Kalau persoalannya seperti itu, percuma saja aku berada di sana. Saat kembali keluar ruangan, aku melihat beberapa tombol yang ada di luar bilik tersebut dengan tulisan di atasnya, “Dilarang mengganti suhu bilik sauna”. Saat membaca pernyataan tersebut, langsung saja pikiranku ini beradu jotos untuk memutuskan apakah aku harus menaikkan suhunya atau tidak. Kalau tidak aku naikkan, percuma saja sauna tanpa panas, tapi kalau aku naikkan berarti aku sedikit melanggar peraturan, namun aku akan bisa menikmati fasilitas sauna lebih baik lagi. Akhirnya dengan berat hati dan kenekatan yang aku paksakan, akupun mengganti suhu ruangan tersebut sesuai perkiraanku sendiri. Saat kembali memasuki ruangan sauna, akupun mulai merasakan panas yang luar biasa. Aku bisa menikmati mandi sauna dengan sempurna. Nah, apakah aku salah dalam hal ini Tuhan? Sedikit melanggar tapi berdampak baik.
Begitu juga dengan masalahku saat ini. Masalah yang sebenarnya bisa aku putuskan sendiri sesuai keinginan hatiku. Tapi apakah mungkin selamanya aku akan berbuat seperti itu tanpa mendengarkan nasehat dan wejangan dari orang-orang di sekitarku? Tapi, apakah mungkin juga semua nasehat dan masukan dari mereka akan membantuku memutuskan perkara tersebut dengan lebih baik? Bagaimana kalau seandainya hal tersebut tak sesuai dengan keinginanku? Tak sesuai dengan apa yang aku harapkan? Ah, benar-benar sulit kalau aku harus dihadapkan dalam hal pilih-memilih seperti sekarang ini. Bingung dan benar-benar sangat membingungkan.
Tapi aku yakin, bagaimanapun juga pasti aku akan tetap memilih dan memutuskannya dengan lebih baik dan dengan pertimbangan yang matang. Aku akan memutuskannya dengan melihat dari segi baik buruk yang akan ditimbulkan serta risiko-risiko yang nantinya akan aku hadapi. Tak lupa juga shalat istikharah adalah salah satu cara terbaik yang Engkau berikan untuk menuntun hati ini ke arah yang lebih baik lagi…!!!
Tuhan, hanya dengan perkara kecil, Kau bisa membuat hidupku seakan-akan dihadapkan pada masalah yang amat sangat besar. Hanya karena hal ini hidupku jadi tak tenang dan merasa gundah yang teramat sangat. Tapi aku yakin, apapun itu semuanya akan berakhir dan akan ada penyelesaiannya. Tak ada satupun perkara tanpa penyelesaian dan jalan keluar. Dan aku juga percaya, Engkau Tuhanku tak akan pernah menjerumuskan hambaMu ke jalan yang salah. Bagaimanapun juga, kau pasti akan menuntun hatiku ke jalan yang benar. Mudah-mudahan secepatnya perkara ini bisa aku selesaikan dan bisa berlalu seiring berjalannya waktu yang akan mengkis semua kegundahan ini..!!!
InsyaAllah…!!! Get the best choice..!!!

3 Idiots (Film)

Beberapa hari yang lalu aku baru aja nonton 3 Idiots. Awalnya aku pikir ini cuma film komedi biasa, tapi ternyata….. unbelievable!! Sumpah keren abis!! 10 jempol deh buat film ini (temen-temen pinjem jempolnya yah :p)
Setau aku film ini udah ditayangin dari bulan Januari, tapi sayangnya cuma di Jakarta dan itu pun cuma di bioskop-bioskop tertentu. Promosi tentang film ini juga ga terlalu banyak, aku justru lebih tau dengan My Name Is Khan dan sama sekali ga tau apa itu 3 Idiots. Tapi herannya kenapa begitu banyak orang yang ngerekomendasiin film ini sih?! Apalagi ini adalah film India, jarang-jarang banget kan?! Apa sih keistimewaannya?!
Dan akhirnya film ini masuk juga ke Palembang. Masuk ke bioskop di Palembang sih udah dari bulan kemaren, tapi aku baru berkesempatan buat nontonnya beberapa hari yang lalu. Dan seperti yang aku bilang, kereeeeennnn abiiiiizzzzz…!!
Film ini ga seperti film India kebanyakan yang biasanya bercerita tentang cinta-cintaan mulu, justru menurut aku cerita cinta di film ini hanyalah sebagai pemanisnya doang. Duduk selama kurang lebih 3 jam di bioskop sama sekali ga berasa deehh… aku suka banget dengan alur ceritanya yang ga biasa, unpredictable dan ending yang manis, bukan tipikal happy ending yang standar.
Oh iya, ngomongin film India pasti ga lengkap kalo ga pake lagu-lagu dan tarian. Tapi tenang ajah, di film ini ga terlalu banyak kok lagu dan tari-tariannya. Lagipula ga ada tuuh yang namanya joget-joget di pohon ato kejer-kejeran di taman bunga seperti khasnya film India, yang ada malah (menurut aku) musiknya asik-asik dan udah ada pengaruh baratnya kayaknya, soalnya kita akan mendengar dominannya suara gitar seperti di lagu “give me some sunshine”, beda banget dengan lagu India yang biasanya agak-agak mirip dangdut gituh (mirip tapi beda siihh, nah lho?!).
Akting para pemaennya juga top banget. Pemeran utamanya Aamir Khan yang pada kenyataannya sudah berusia 44 tahun tapi dapat memerankan karakter mahasiswa yang berusia 20an dengan tanpa cela. Salut banget deehh dengan bapak satu ini!! Dulu sih aku taunya aktor India yang keren aktingnya cuma Shahrukh Khan doang, dan sekarang ternyata ada Khan lainnya juga, TOP!!
Ada banyak banget hal-hal positif yang bisa kita petik dari film ini. Seperti quote yang satu ini: “Follow excellent then money will follow you”. Intinya jangan bercita-cita untuk menjadi sukses tapi bercita-citalah menjadi yang terbaik. Sebagai seorang mahasiswi aku bener-bener nyambung banget ama pesan yang mau disampaikan oleh film itu. Film itu mengajarkan bahwa yang namanya kuliah itu untuk mencari ilmu, bukan untuk mencari nilai. Aku jadi teringat setiap kali baru mulai semester baru, biasanya dosen yang baru masuk untuk mengajar di hari pertama selalu menjelaskan kriteria penilaian. Berapa persen dari absenlah, berapa persen dari tugas, kuis, mid, dll. Tanpa disadari sedari SD sampe sekarang kita seakan sekolah dituntut untuk mendapatkan nilai, bukannya ilmu. Miris banget kan?! Kira-kira bisa ga yah pola pandangan pendidikan kita berubah?! Menjadikan pendidikan sebagai ajang mencari ilmu bukan hanya mencari nilai atau peringkat semata.
Quote lainnya yang aku dapet adalah: “Make your passion as your profession”. Agak susah juga sebenernya, walopun bukan berarti ga mungkin. Aku tau ada beberapa orang di luar sana yang berhasil menjadikan mimpinya sebagai profesinya. Lha aku sendiri?! Apakah aku memang ingin menjadi seorang akuntan? Atau auditor? Atau mungkin memimpikan bekerja di Bank atau Departemen Keuangan gituh? Sebenernya ga juga siihh… bahkan bisa dibilang akuntansi sama sekali bukan ‘passion’ aku, tapi pertanyaannya sekarang apakah menulis bisa dijadikan profesi? BISA! Tapi mungkin aku harus bertempur dengan realita dulu untuk bisa mewujudkan mimpiku itu.
Dan masih banyaakk lagi hikmah yang bisa kita ambil, salah satunya adalah kata-kata ‘all izz well’ (all is well). Intinya yakinlah bahwa semuanya akan baik-baik saja maka semua yang terjadi akan baik-baik saja. Film ini mampu membuat emosi penonton naik turun. Saat tertawa tiba-tiba bisa nangis, trus tertawa lagi, trus nangis lagi, bahkan bisa tertawa sambil nangis. Bagi yang udah nonton pasti taulah gimana kerennya, dan bagi yang belom film ini recommended banget buat ditonton. It’s worth it!
28 Feb 2012
“NOTHING”
“NOTHING”
Pernah ngerasa nggak, ketika kita berada dalam suatu acara di antara ratusan atau bahkan ribuan orang, tapi tak ada seorang pun yang memperhatikan kita, bahkan melirik kita pun tidak. Sumpah, itu benar-benar sesuatu yang bisa bikin mental kita ciut bahkan down sampai ke saripati tanah. “I’m nothing for everyone”. So, buat apa kita ada di sana? Apakah hanya untuk menambah keramaian acara saja, atau hanya sebagai pelengkap keberadaan manusia? Biar lengkap ada orang kuper, bodoh, dan nggak ada apa-apanya sama sekali. Hey… Betapa meruginya kita. Betapa menyakitkan hal itu kalau seandainya terjadi pada kita…!!!
Yaps… Malam ini saya harus berperang antara rasa kantuk, rasa lelah dan semangat yang menggebu-gebu untuk menuliskan hal ini. Bagaimanapun tulisan saya ini harus saya siapkan agar semua yang tengah menyesak di dada ini bisa terlampiaskan.
Ok, sekarang pukul 01.24 am waktu Malaysia bagian utara. Seharusnya jam segini saya sudah tertidur pulas sambil memeluk boneka kesayangan saya dan menyelimuti sekujur tubuh dengan selimut hangat yang baru saja saya beli lima hari lalu. Apalagi besok pagi saya harus berperang dengan semua aktivitas perkuliahan yang begitu perfect dengan semua tugas-tugas yang hampir saja merenggut masa-masa indah saya untuk berkreativitas di masa muda ini.
Hm,” who am I?” Pertanyaan yang tengah menggerayapi semua sel-sel otak saya di malam ini dan harus bisa saya pecahkan dan saya jawab sendiri. “I am nothing, is it true?” Lagi-lagi pertanyaan konyol itu yang tengah berputar-putar dalam fikiran saya yang mampu membuat saya merasa menjadi orang paling bego sedunia…!!

Acara malam ini, acara yang seharusnya bisa membuat saya gembira dan tertawa lepas, tapi malah membuat saya merasa seperti setumpuk sampah yang tak ada apa-apanya. “Nothing can I do, nothing can I show up, nothing can I dedicate”. Huft, betapa MALANG-nya saya sebagai seorang Mahasiswa yang sudah menginjak usia 21 tahun dan tidak ada manfaatnya buat orang lain. Tidak ada satupun kebolehan yang bisa saya tampilkan di depan banyak orang yang sekurang-kurangnya mampu membuat mereka tersenyum kecil saat melihat saya, walaupun di dalam hati sebetulnya mereka sedang mengejek bahkan menertawakan saya. No problem, yang penting saya ada dan benar-benar nyata di sana…!!!
Saya nggak terlalu banyak berharap, saya nggak butuh standing upplause atau bahkan sujud sembah dari para hadirin, yang saya butuhkan hanyalah sebuah pengakuan atas keberadaan saya di sana. Hanya itu…!!!
Toh, apa bedanya saya dengan teman yang duduk di depan saya yang bisa membaca puisi hingga membuat bulu kuduk saya merinding seperti tengah di kejar setan. Atau apa bedanya saya dengan seorang senior yang bisa bermain sulap yang membuat mulut saya menganga lebar karena rasa kagum yang sudah melampaui batas “over dosis”.
Kita diciptakan sama oleh Tuhan. Kita sama-sama di ciptakan dari perpaduan antara dua sel yang berbeda. Bahkan kita semua adalah “the real one of the winner” yang sampai ke dunia ini. Termasuk saya. Saya adalah pemenang terhebat dan pemenang sejati di antara juataan sel sperma yang berpacu untuk sampai ke dalam sel telur. Tapi kenapa, kenapa setelah saya sampai di dunia ini -yang terlahir sebagai seorang juara- saya malah menjadi seorang pecundang yang hanya mampu menunduk memperhatikan apa yang tengah saya injak tanpa bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Apa gunanya saya ada di dunia ini? Apa gunanya saya terlahir sebagai seorang juara tapi tak bisa mempertahankan itu semua. Ah, betapa marahnya saya pada diri sendiri…!!!
Apalagi kalau saya ingat usia saya yang sudah tidak remaja lagi. 21 tahun bukan waktu yang sedikit yang telah di berikan oleh Allah untuk saya. Tapi kenapa saya tidak bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin. Apalagi ketika saya teringat dengan istilah ibu saya beberapa tahun yang lalu “Semua manusia yang terlahir di dunia ini harus bisa memberikan manfaat untuk manusia lainnya”. Contohnya saja, orang buta bisa bermanfaat sebagai peniup buluh, orang bisu sebagai penyimpan rahasia, orang lumpuh sebagai penjaga rumah, orang tuli sebagai peledak bedil, dan masih banyak lagi.
Nah, bagaimana saya yang diciptakan serba lengkap tidak ada gunanya buat orang lain. Tidak ada manfaatnya. Tidak ada kelebihan, kehebatan, atau bahkan kebolehan yang mampu memberikan sedikit senyum untuk orang lain…
Hm, saatnya saya harus merubah semua keadaan yang menyakitkan ini. Saya harus bangkit dan saya harus bisa menjadi manusia yang juga bisa memberikan manfaat untuk manusia lainnya. InsyaAllah akan saya buktikan semua itu. Saya juga berharap semoga saja kali ini waktu akan berpihak kepada saya untuk mengejar semua yang telah tertinggal 21 tahun belakang…!!! Amin ya Allah…!!!
No “nothing” untuk hidup saya selanjutnya…!!!
Go… go… go…!!! Keep spirit…!!!
Pernah ngerasa nggak, ketika kita berada dalam suatu acara di antara ratusan atau bahkan ribuan orang, tapi tak ada seorang pun yang memperhatikan kita, bahkan melirik kita pun tidak. Sumpah, itu benar-benar sesuatu yang bisa bikin mental kita ciut bahkan down sampai ke saripati tanah. “I’m nothing for everyone”. So, buat apa kita ada di sana? Apakah hanya untuk menambah keramaian acara saja, atau hanya sebagai pelengkap keberadaan manusia? Biar lengkap ada orang kuper, bodoh, dan nggak ada apa-apanya sama sekali. Hey… Betapa meruginya kita. Betapa menyakitkan hal itu kalau seandainya terjadi pada kita…!!!
Yaps… Malam ini saya harus berperang antara rasa kantuk, rasa lelah dan semangat yang menggebu-gebu untuk menuliskan hal ini. Bagaimanapun tulisan saya ini harus saya siapkan agar semua yang tengah menyesak di dada ini bisa terlampiaskan.
Ok, sekarang pukul 01.24 am waktu Malaysia bagian utara. Seharusnya jam segini saya sudah tertidur pulas sambil memeluk boneka kesayangan saya dan menyelimuti sekujur tubuh dengan selimut hangat yang baru saja saya beli lima hari lalu. Apalagi besok pagi saya harus berperang dengan semua aktivitas perkuliahan yang begitu perfect dengan semua tugas-tugas yang hampir saja merenggut masa-masa indah saya untuk berkreativitas di masa muda ini.
Hm,” who am I?” Pertanyaan yang tengah menggerayapi semua sel-sel otak saya di malam ini dan harus bisa saya pecahkan dan saya jawab sendiri. “I am nothing, is it true?” Lagi-lagi pertanyaan konyol itu yang tengah berputar-putar dalam fikiran saya yang mampu membuat saya merasa menjadi orang paling bego sedunia…!!

Acara malam ini, acara yang seharusnya bisa membuat saya gembira dan tertawa lepas, tapi malah membuat saya merasa seperti setumpuk sampah yang tak ada apa-apanya. “Nothing can I do, nothing can I show up, nothing can I dedicate”. Huft, betapa MALANG-nya saya sebagai seorang Mahasiswa yang sudah menginjak usia 21 tahun dan tidak ada manfaatnya buat orang lain. Tidak ada satupun kebolehan yang bisa saya tampilkan di depan banyak orang yang sekurang-kurangnya mampu membuat mereka tersenyum kecil saat melihat saya, walaupun di dalam hati sebetulnya mereka sedang mengejek bahkan menertawakan saya. No problem, yang penting saya ada dan benar-benar nyata di sana…!!!
Saya nggak terlalu banyak berharap, saya nggak butuh standing upplause atau bahkan sujud sembah dari para hadirin, yang saya butuhkan hanyalah sebuah pengakuan atas keberadaan saya di sana. Hanya itu…!!!
Toh, apa bedanya saya dengan teman yang duduk di depan saya yang bisa membaca puisi hingga membuat bulu kuduk saya merinding seperti tengah di kejar setan. Atau apa bedanya saya dengan seorang senior yang bisa bermain sulap yang membuat mulut saya menganga lebar karena rasa kagum yang sudah melampaui batas “over dosis”.
Kita diciptakan sama oleh Tuhan. Kita sama-sama di ciptakan dari perpaduan antara dua sel yang berbeda. Bahkan kita semua adalah “the real one of the winner” yang sampai ke dunia ini. Termasuk saya. Saya adalah pemenang terhebat dan pemenang sejati di antara juataan sel sperma yang berpacu untuk sampai ke dalam sel telur. Tapi kenapa, kenapa setelah saya sampai di dunia ini -yang terlahir sebagai seorang juara- saya malah menjadi seorang pecundang yang hanya mampu menunduk memperhatikan apa yang tengah saya injak tanpa bisa berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain. Apa gunanya saya ada di dunia ini? Apa gunanya saya terlahir sebagai seorang juara tapi tak bisa mempertahankan itu semua. Ah, betapa marahnya saya pada diri sendiri…!!!
Apalagi kalau saya ingat usia saya yang sudah tidak remaja lagi. 21 tahun bukan waktu yang sedikit yang telah di berikan oleh Allah untuk saya. Tapi kenapa saya tidak bisa memanfaatkannya semaksimal mungkin. Apalagi ketika saya teringat dengan istilah ibu saya beberapa tahun yang lalu “Semua manusia yang terlahir di dunia ini harus bisa memberikan manfaat untuk manusia lainnya”. Contohnya saja, orang buta bisa bermanfaat sebagai peniup buluh, orang bisu sebagai penyimpan rahasia, orang lumpuh sebagai penjaga rumah, orang tuli sebagai peledak bedil, dan masih banyak lagi.
Nah, bagaimana saya yang diciptakan serba lengkap tidak ada gunanya buat orang lain. Tidak ada manfaatnya. Tidak ada kelebihan, kehebatan, atau bahkan kebolehan yang mampu memberikan sedikit senyum untuk orang lain…
Hm, saatnya saya harus merubah semua keadaan yang menyakitkan ini. Saya harus bangkit dan saya harus bisa menjadi manusia yang juga bisa memberikan manfaat untuk manusia lainnya. InsyaAllah akan saya buktikan semua itu. Saya juga berharap semoga saja kali ini waktu akan berpihak kepada saya untuk mengejar semua yang telah tertinggal 21 tahun belakang…!!! Amin ya Allah…!!!
No “nothing” untuk hidup saya selanjutnya…!!!
Go… go… go…!!! Keep spirit…!!!
Harus ada proses..!!!
Akhir-akhir ini aku lebih sering menghirup nafas panjang. Rasanya rongga dadaku tersekat oleh sesuatu yang aku tidak tau pasti itu apa. Aku juga lebih sering melamun dan mengerutkan kening hingga kedua alis mataku yang tak begitu rapi saling beradu seperti akan berkelahi.
Apa yang aku fikirkan terkadang timbul dalam bentuk kesadaran pasti, tapi kadang-kadang juga dia berubah wujud menjadi sesuatu yang tak pandai aku jelaskan. Hm, apa karena aku tidak memiliki kegiatan berarti makanya sering terjadi pertentangan antara batin dan fisik yang sudah biasa sibuk dan kelelahan ini.
Sebenanya aku punya kegiatan dan jadwal-jadwal tetap selama liburan ini. Mulai dari bangun pagi, shalat subuh, berbelanja kebutuhan dapur, memasak, mengantarkan bekal makan siang untuk papaku, nyuci piring, beres-beres rumah dan lain sebagainya. Tapi kenapa semuanya terasa begitu sangat enteng dan tak special lagi. Aku merasa kegiatan seperti itu tak berarti dan tak ada maknanya. Terlalu biasa dan sangat gampang untukku selesaikan. Saat ini, yang aku inginkan adalah kegiatan yang bisa memacu semangatku, memotivasi hidupku, menguras tenaga dan pikiran, membuatku lelah, letih, dan lupa akan waktu yang berjalan detik perdetik. Aku ingin sebuah ide gila yang mengharuskanku melakukan sesuatu yang berat dengan hasil yang nantinya akan dapat memuaskan batinku. Tapi apa? I do not know..!!!
Tadi pagi, ketika aku berkeliling pasar untuk membeli bahan-bahan masakan yang akan aku olah menjadi makanan lezat, aku teringat pada toko buku yang sering aku kunjungi, apalagi disaat-saat libur seperti ini. Baru beberapa bulan meninggalkan kampung halaman, ternyata sudah banyak buku-buku baru yang terbit dan diciptakan oleh penulis-penulis hebat. Cukup lama aku terpaku di toko tersebut sambil mencari-cari buku mana yang hari ini mampu memcuri hatiku. Dengan berfokus pada sinopsis yang ada di cover belakangnya, akhirnya aku menemukan satu buku yang aku beli dengan penuh keraguan. Ya, aku begitu ragu membeli buku yang saat ini masih terkemas rapi di atas meja belajarku. Sebenarnya bukan ragu dengan isinya, tapi ragu dengan pilihan untuk hari ini. Ragu memilih mana yang paling bagus, apakah buku yang sudah menjadi milikku itu, ataukah buku yang masih tertinggal di toko langgananku. Saat melihat semua buku yang tersusun rapi di toko tersebut, aku ingin memungut semua yang ada dan ingin ku bawa pulang, tapi apalah daya, uangku tak cukup, hanya tersisa untuk membeli kentang dan cabe hijau saja. Lagian aku yakin, keinginan yang berlebihan seperti itu hanyalah nafsu semata. Bagaimanapun tetap buku yang sudah menjadi milikku saat ini adalah yang terbaik.
Sesampainya di rumah, hasrat untuk membaca tak kunjung menghantuiku. Entah kenapa, yang aku inginkan saat ini bukanlah membaca buku, tapi lebih tertarik untuk menulis sebuah buku. Aku benar-benar tak menyentuh sedikitpun buku yang aku beli tadi, tapi malah membuka laptopku dan mengetik apa saja yang sedang aku fikirkan. Beberapa kali ku rangkai kalimat pendek yang kemudian langsung ku hapus dan ku ketik lagi dengan rangkaian kata yang berbeda. Tidak ada ide, tidak ada konsep, tidak ada topik atapun judul tulisan, namun hati ini tetap ingin menulis dan menulis. Aku begitu iri pada penulis-penulis hebat yang bisa dengan mudahnya menulis beratus-ratus halaman buku bahkan sampai ribuan. Aku benar-benar iri. Aku benar-benar ingin seperti mereka. Tapi tak semua keinginan tersebut bisa langsung terwujud saat ini juga. Aku sadar, mana mungkin hanya karena hari ini ingin menulis buku lalu aku langsung bisa menciptakan sebuah buku. Benar-benar tidak akan mungkin, apalagi tanpa konsep dan ide yang jelas. Aku butuh proses dan pembelajaran yang lebih baik lagi. Aku butuh latihan dan ketekunan yang lebih ulet lagi untuk mencapai sesuatu yang aku inginkan tersebut. Segala sesuatunya harus dimulai dengan niat dan perencanaan yang baik, dilalui dengan proses yang tak akan selalu berjalan mulus dan lancar, serta diakhiri dengan hasil yang didapat sesuai usaha dan proses tersebut. Boleh saja saat ini aku merasa iri pada mereka, iri dalam ruang lingkup yang positive sebagai sarana untuk memotivasi diri ini agar bisa mewujudkan cita-cita yang baik itu. Rasa iri yang akan semakin membakar semangat ini untuk bisa belajar dan menjadi lebih baik lagi.
Hm, baiklah… Mungkin dari tulisan yang acak-acakan, tanpa judul ataupun konsep, serta diisi dengan keluh kesah seperti ini, aku bisa belajar sedikit demi sedikit. Belajar dari sesuatu yang sederhana dan simple. Belajar sari sebuah kesalahan-kesalahan yang harus dikoreksi dan diperbaiki agar nantinya bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik dan bisa memuaskan hati ini…!! Amin…!!
3 Idiots (Film)

Beberapa hari yang lalu aku baru aja nonton 3 Idiots. Awalnya aku pikir ini cuma film komedi biasa, tapi ternyata….. unbelievable!! Sumpah keren abis!! 10 jempol deh buat film ini (temen-temen pinjem jempolnya yah :p)
Setau aku film ini udah ditayangin dari bulan Januari, tapi sayangnya cuma di Jakarta dan itu pun cuma di bioskop-bioskop tertentu. Promosi tentang film ini juga ga terlalu banyak, aku justru lebih tau dengan My Name Is Khan dan sama sekali ga tau apa itu 3 Idiots. Tapi herannya kenapa begitu banyak orang yang ngerekomendasiin film ini sih?! Apalagi ini adalah film India, jarang-jarang banget kan?! Apa sih keistimewaannya?!
Dan akhirnya film ini masuk juga ke Palembang. Masuk ke bioskop di Palembang sih udah dari bulan kemaren, tapi aku baru berkesempatan buat nontonnya beberapa hari yang lalu. Dan seperti yang aku bilang, kereeeeennnn abiiiiizzzzz…!!
Film ini ga seperti film India kebanyakan yang biasanya bercerita tentang cinta-cintaan mulu, justru menurut aku cerita cinta di film ini hanyalah sebagai pemanisnya doang. Duduk selama kurang lebih 3 jam di bioskop sama sekali ga berasa deehh… aku suka banget dengan alur ceritanya yang ga biasa, unpredictable dan ending yang manis, bukan tipikal happy ending yang standar.
Oh iya, ngomongin film India pasti ga lengkap kalo ga pake lagu-lagu dan tarian. Tapi tenang ajah, di film ini ga terlalu banyak kok lagu dan tari-tariannya. Lagipula ga ada tuuh yang namanya joget-joget di pohon ato kejer-kejeran di taman bunga seperti khasnya film India, yang ada malah (menurut aku) musiknya asik-asik dan udah ada pengaruh baratnya kayaknya, soalnya kita akan mendengar dominannya suara gitar seperti di lagu “give me some sunshine”, beda banget dengan lagu India yang biasanya agak-agak mirip dangdut gituh (mirip tapi beda siihh, nah lho?!).
Akting para pemaennya juga top banget. Pemeran utamanya Aamir Khan yang pada kenyataannya sudah berusia 44 tahun tapi dapat memerankan karakter mahasiswa yang berusia 20an dengan tanpa cela. Salut banget deehh dengan bapak satu ini!! Dulu sih aku taunya aktor India yang keren aktingnya cuma Shahrukh Khan doang, dan sekarang ternyata ada Khan lainnya juga, TOP!!
Ada banyak banget hal-hal positif yang bisa kita petik dari film ini. Seperti quote yang satu ini: “Follow excellent then money will follow you”. Intinya jangan bercita-cita untuk menjadi sukses tapi bercita-citalah menjadi yang terbaik. Sebagai seorang mahasiswi aku bener-bener nyambung banget ama pesan yang mau disampaikan oleh film itu. Film itu mengajarkan bahwa yang namanya kuliah itu untuk mencari ilmu, bukan untuk mencari nilai. Aku jadi teringat setiap kali baru mulai semester baru, biasanya dosen yang baru masuk untuk mengajar di hari pertama selalu menjelaskan kriteria penilaian. Berapa persen dari absenlah, berapa persen dari tugas, kuis, mid, dll. Tanpa disadari sedari SD sampe sekarang kita seakan sekolah dituntut untuk mendapatkan nilai, bukannya ilmu. Miris banget kan?! Kira-kira bisa ga yah pola pandangan pendidikan kita berubah?! Menjadikan pendidikan sebagai ajang mencari ilmu bukan hanya mencari nilai atau peringkat semata.
Quote lainnya yang aku dapet adalah: “Make your passion as your profession”. Agak susah juga sebenernya, walopun bukan berarti ga mungkin. Aku tau ada beberapa orang di luar sana yang berhasil menjadikan mimpinya sebagai profesinya. Lha aku sendiri?! Apakah aku memang ingin menjadi seorang akuntan? Atau auditor? Atau mungkin memimpikan bekerja di Bank atau Departemen Keuangan gituh? Sebenernya ga juga siihh… bahkan bisa dibilang akuntansi sama sekali bukan ‘passion’ aku, tapi pertanyaannya sekarang apakah menulis bisa dijadikan profesi? BISA! Tapi mungkin aku harus bertempur dengan realita dulu untuk bisa mewujudkan mimpiku itu.
Dan masih banyaakk lagi hikmah yang bisa kita ambil, salah satunya adalah kata-kata ‘all izz well’ (all is well). Intinya yakinlah bahwa semuanya akan baik-baik saja maka semua yang terjadi akan baik-baik saja. Film ini mampu membuat emosi penonton naik turun. Saat tertawa tiba-tiba bisa nangis, trus tertawa lagi, trus nangis lagi, bahkan bisa tertawa sambil nangis. Bagi yang udah nonton pasti taulah gimana kerennya, dan bagi yang belom film ini recommended banget buat ditonton. It’s worth it!
Nggak Puas.??? Kurang Puas ???
Alhamdulillahh…! Kalimat itu terlantun perlahan saja dari mulutku ketika teman-temanku menanyakan berapa hasil study-ku selama satu semester kemaren. Kenapa hanya perlahan saja? Harusnya aku bangga dan bahagia, kalau perlu pake acara teriak-teriak dan jingkrak-jingkrak. Pasalnya hasil yang aku peroleh sudah lebih dari target yang aku perkirakan. Bahkan sudah lebih juga dari usaha yang telah aku lakukan. Usaha belajar yang dibarengi oleh kesibukan di kampus dan terkadang rasa malas yang datang tanpa diundang.
Tak perlu aku beberkan berapa hasilnya disini, yang jelas hasilnya bagus walaupun nggak sebagus yang semester sebelumnya di tempatku kuliah dulu. “Lain lubuk lain ikannya, lain padang lain belalangnya”. Itulah satu hal yang harus ku ingat, berbeda universiti pasti berbeda sistem dan cara penilaiannya, hanya saja yang akan tetap sama adalah bagaiaman cara kita belajar dan menjalankan sistem di masing-masing universiti tersebut.
Sebelum nilai keluar, aku hanya berharap nilaiku bisa pass dan tuntas, nggak ada yg failed atau gagal. Aku tak akan mempedulikan berapa IP-ku, yang penting aku tidak akan mengulang mata pelajar yang sama disemester depan. Terserah sajalah, mau 2 atau 2,50 yang penting aku bisa menuntaskan semua mata kuliahku disemester ini. Aku benar-benar takut jikalau ada nilai yang harus aku perbaiki, apalagi kesempatanku kuliah di universiti ini hanya 3 semester saja, dan kalau gagal bisa-bisa aku nambah quantiti waktuku disini, dan itu akan membuatku ketinggalan dengan rekan-rekanku lainnya. Na’udzubillahiminzalik.. Jangan sampai terjadi..
Hm, rasanya sudah terlalu panjang aku bercuap-cuap, tapi belum terlihat jelas apa sebenarnya point penting dan masalah yang akan aku bicarakan disini. Baiklah, aku akan memulainya dengan satu kata kunci ” Puas”. Ya, itu dia sebenarnya yang sekarang tengah ku alami. Kepuasan atau ketidakpuasan. Jujur saja, untuk kali ini aku tak pernah punya target akan mendapatkan IP di atas tiga, yang aku harapkan hanyalah nilai standar batas ketuntasan. Saat aku benar-benar melihat hasil belajarku, aku bersyukur dan senang. Semua diluar target dan perkiraan. Puas, itulah yg aku rasakan awalnya. Namun, sedikit demi sedikit, perasaan itu meluntur dan semakin berkurang. Kenapa? Ya, karena aku mengetahui berapa nilai teman-temanku lainnya. Ada beberapa orang yang nilainya dibawah nilaiku tapi tetap bagus, dan tak sedikit juga yang memperoleh hasil lebih bagus dari apa yang aku dapatkan. Langsung saja timbul pemikiran yang entah baik entah buruk. Hm, kenapa mereka bisa mendapatkan hasil yang jauh lebih bagus dari apa yg aku peroleh. Padahal kita sama-sama belajar, sama-sama berusaha. Apa karena aku yang kurang pintar? Tapi rasanya itu bukanlah alasan yang tepat. Toh, kalopun aku pintar tapi nggak blajar dan berusaha, ya sama saja.Lagian mana ada manusia yg benar-benar bodoh, sepengetahuanku Tuhan menciptakan umatnya sama dengan kelebihan dan kekurangan yang sebanding. Tak ada yang benar-benar pintar dan tak ada juga yang benar-benar bodoh, kecuali anak-anak luar biasa yang memang mempunyai kemampuan yang luar biasa juga.
Hm, apa karena usahaku yang belum maksimal? Walaupun sudah sama-sama berusaha tapi pasti ada perbedaannya. Atau mungkin juga karena faktor keberuntungan? Ah, akupun tak tau pasti, yang jelas saat ini aku telah melupakan harapan awalku yang merasa masih kurang puas dengan hasil yang aku dapatkan.
Untuk hal ini aku tidak akan melihatnya dari sudut pandang negatif, aku akan berpositif thinking dan akan mengambil hikmah dari semua ini. Yang jelas untuk kedepannya aku harus berusaha lebih dan lebih lagi agar bisa mendapatkan hasil yang lebih juga. Tak lupa setiap usaha juga harus di barengi dengan doa kepada Tuhan dan meminta didoakan oleh orang tua, karena doa orang tua termasuk doa yang paling cepat di ijabah oleh Allah.
Dan benar saja. Manusia itu memang tak pernah puas dan tak akan pernah puas sebelum rasa puas itu lenyap dari dirinya. Sudah dapat lebih dari yang diinginkan, sudah puas, tapi nanti pasti ada saja hal-hal yang membuat rasa puas itu menjadi kurang puas atau bahkan menjadi tidak puas. Tapi nggak apa-apa, karena nggak selalu rasa tidak puas itu bermakna konotasi. Terkadang hal itu bisa kita jadikan sebagai motivasi untuk hidup ini. Apalagi untuk masalahku saat ini yang kurang puas dengan hasil belajar dan prestasiku kemaren, itu artinya aku harus lebih rajin dan giat lagi berusaha agar prestasiku bisa lebih baik dan semakin bagus. Kurang puas atau tidak puas karena sebuah prestasi adalah satu hal yang baik dan positive menurutku. Itu artinya aku mempunyai kemauan dan keinginan yang lebih lagi untuk meningkatkan prestasiku kedepannya.
Oya, aku juga ingat satu hal yang disampaikan oleh seseorang yang bijak menurutku. Dia bilang “Mempertahankan itu lebih sulit daripada mengejarnya”. Dan benar saja, bertahan di situasi yang jauh lebih baik dari apa yang kita dapatkan sekarang atau yang akan kita lakukan kedepannya memang sulit. Makanya, berusahalah untuk selalu melakukan yang terbaik agar apa yang kita dapatkan juga bisa baik. Berpuaslah pada nikmat Allah, bukan pada sesuatu yang akan membuat kita lebih maju dan lebih baik kedepannya..!!!

Kebutuhan atau Keinginan???

Bimbang, ragu, galau dan entah apa lagi yang aku rasakan sekarang. Yang jelas hati dan pikiranku sedang tak ingin berdiskusi serius. Aku bingung dan benar-benar bingung sehingga terkadang aku terlihat seperti orang yang sedang banyak pikiran. Padahal yang aku pikirkan tidaklah seserius tampangku sekarang ini. Hm, takut juga kalau seandainya banyak yang menyamakan aku dengan orang-orang pintar atau ilmuwan. Padahal aku biasa saja. Hehehe..
Menunggu seorang diri di bandara dalam rentang waktu yang cukup lama, semakin membuatku galau. Ditambah lagi dengan suasana yang sangat berbeda dengan kampung halamanku. Hawa di sekitar airport yang cukup panas dan beraroma seperti terminal-terminal bus. Serta lalu lalang para manusia yang beraneka ragam yang berasal dari negeri antah berantah, tapi untung saja aku bisa memanfaatkan waktuku sebaik mungkin. Tak ada waktu yang akan terbuang percuma dalam kamus hidupku. Terlebih lagi disiang hari. Karena siang adalah saatnya kita beraktivitas semaksimal mungkin. Makanya, aku coba menyalurkan hobiku menulis sembari menumpahkan segala apa yang tengah aku rasakan saat ini.
Ntahlah… Dalam hal ini aku jadi ingat dengan pelajaran ekonomi waktu SMP dulu. Ada dua hal yang sebenarnya hampir sama maknanya tapi memiliki qualitas pengaplikasian yang jauh berbeda, khususnya dalam hidup ini. “Kebutuhan dan Keinginan”. Ya, aku tengah berperang melawan dan menyamakan rasa yang satu itu. Ada sesuatu yang begitu aku inginkan, malahan sangat-sangat aku inginkan sedari dulu. Tapi aku bingung apakah benda itu juga sangat aku butuhkan. Takutnya setelah benda itu ku miliki, aku malah tidak mampu menggunakannya semaksimal mungkin.
Banyak yang akan berpendapat. “Kenapa tidak dibeli saja kalau benar-benar kamu sangat menginginkannya?”. Nah, itu dia masalahnya. Masalah dalam hal beli membeli. Terutama pada harga benda tersebut yang bisa dikatakan cukup mahal. Sementara itu, uang yang akan aku pergunakan adalah uang orang tua. Walaupun setengahnya dari tabunganku selama beberapa tahun belakangan ini, tapi tetap saja yang memberi uang tersebut adalah orang tua. Aku jadi segan dan canggung membelanjakan uang sebanyak itu hanya untuk memuaskan keinginan dan hobiku. Dan aku juga takut jika semua yang aku inginkan bisa aku dapatkan, bagaimana nanti kalau seandainya aku tidak mampu mendapatkan apa yang aku inginkan, pasti aku akan mudah kecewa. Aku tidak ingin seperti itu. Aku tidak ingin menjadi orang yang ambisius, apalagi dalam hal yang akan membuatku menjadi orang boros. Tapi, tetap saja pikiranku tertuju pada benda yang satu itu. Kalau tidak dibeli, mungkin aku akan kepikiran terus dan takutnya nanti akan mengganggu aktivitas lainnya. Tapi kalau aku beli, aku juga takut hal itu akan memberatkan orang tuaku dan membuatku menjadi orang yang sangat boros. Aku takut menyusahkan orang tuaku. Belum lagi dengan uang kuliah dan biaya hidupku yang tak sedikit di tanah rantau ini. Hm, aku benar-benar tak tega membebani orang tua yang sudah susah payah banting tulang bekerja dan mencari nafkah untuk menghidupi keluarga.
Ah, seharusnya di usiaku yang sudah tergolong dewasa ini, tak pantas lagi rasanya aku meminta dan menuntut ini itu kepada kedua orang tuaku. Harusnya aku sudah bisa bekerja sendiri, mendapatkan penghasilan dan hidup mandiri tanpa bergantung kepada orang tua lagi. Toh, banyak teman-teman yang sebaya denganku yang sudah bekerja dan berpenghasilan. Apalagi kalau berpatokan pada pemuda-pemuda di belahan bumi bagian barat sana. Mereka, di usia 18 tahun ke atas, sudah harus meninggalkan rumah dan hidup mandiri. Bekerja sendiri dan berpenghasilan sendiri, walaupun tidak semuanya, tapi kebanyakan iya. Sementara aku. Ah, jadi malu membicarakan kekurangan diri sendiri. Harusnya hal itu bisa menjadi pemacu semangatku untuk mendapatkan apa yang aku inginkan, tanpa membebani kedua orang tua dan tanpa melupakan manfaat dari benda tersebut.
Hm, aku benar-benar bimbang. Disatu sisi aku ingin, tapi disisi lain aku belum begitu membutuhkannya. Toh kalaupun aku butuh, benda itu hanya untuk hobi semata. Dan aku juga tidak ingin memberatkan orang tua lagi yang sudah bekerja keras untuk biaya hidup keluarga. Selain itu, ada juga seorang wanita hebat berkata kepadaku, “Kalau kamu bisa mendapatkan semua yang kamu inginkan, maka kamu akan sedikit sekali menghargai hidup ini, dan juga kamu akan menjadi orang yang sangat kecewa jika suatu hari nanti kamu tidak bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan tersebut, entah Tuhan yang tidak mengabulkan, atau bisa jadi kamu memang tidak mampu memdapatkannya. Hm, kata-kata yang sedikit panjang, tapi akan sangat berat kalau hal itu benar-benar terjadi dalam hidup ini. Yasudahlah, akan aku pertimbangkan lagi. Mempertimbangkan untuk memilih dan memilah sesuatu sesuai kebutuhan, bukan keinginan semata.

Hanya ingin yang terbaik…!!!
Tuhan, adakah aku menyakiti hati banyak orang? Adakah aku berbuat dosa dan kesalahan yang tidak bisa dimaafkan? Adakah aku murka padamu Tuhan? Tuhan, tolong jawab pertanyaanku itu? Sungguh aku tidak tau jawaban dari perkara-perkara tersebut Tuhan. Tuhan, tolong, jawablah, mungkin lewat hujan yang Kau turunkan malam ini, atau bisa jadi lewat angin yang Kau hembuskan ke dalam bilik kamarku.
Aku tak pernah menuntut ini dan itu seperti yang diinginkan oleh banyak orang. Aku tak pernah meminta rumah mewah berlantai mar-mar dan keramik buatan Italia. Aku juga tak berharap bisa memiliki dan memarkir lamborghini di garasi rumahku, yang aku inginkan itu hanyalah ketenangan dan kedamaian jiwa. Aku benar-benar tak sanggup hidup dalam keadaan yang serba membingungkan seperti ini.
Aku tau pasti dan sangat percaya, menentang takdir-Mu adalah suatu kesalahan besar dalam hidup ini. Tidak mendengarkan perintah-Mu adalah hal terburuk yang akan mencelakai hidupku sendiri. Tapi apakah selamanya aku akan menyerah pada takdir yang ada tanpa berusaha untuk mendapatkan yang lebih baik lagi. Apakah aku harus menjalankan sesuatu yang membuat batinku sendiri tak tenang dan hatiku tak ikhlas untuk menjalaninya?
Dalam hidup ini, terkadang Engkau memberikan opsi-opsi yang sangat berat untuk dipilih dan dijalani. Terkadang juga Kau memberikan opsi yang jauh diluar kuasaku sendiri untuk memutuskan dan menjalankannya. Bingung dan bimbang dalam menentukan mana yang terbaik dan mana yang lebih baik adalah perkara yang amat sangat berat Tuhan. Aku percaya, tak ada satupun perkara yang Kau ciptakan tanpa risiko-risiko di dalamnya. Tapi, apakah harus sesulit ini aku memutuskannya? Dan apakah selalu kata hati ini akan menunjukkan ke arah yang benar?
Bicara tentang pilihan, aku jadi ingat kejadian dua hari yang lalu saat aku akan menikmati fasilitas mandi sauna di pusat Sukan. Aku hendak memasuki bilik sauna yang semua bagiannya terbuat dari kayu Cedar, namun aku tidak merasakan panas yang seharusnya aku dapatkan di dalam bilik tersebut. Kalau persoalannya seperti itu, percuma saja aku berada di sana. Saat kembali keluar ruangan, aku melihat beberapa tombol yang ada di luar bilik tersebut dengan tulisan di atasnya, “Dilarang mengganti suhu bilik sauna”. Saat membaca pernyataan tersebut, langsung saja pikiranku ini beradu jotos untuk memutuskan apakah aku harus menaikkan suhunya atau tidak. Kalau tidak aku naikkan, percuma saja sauna tanpa panas, tapi kalau aku naikkan berarti aku sedikit melanggar peraturan, namun aku akan bisa menikmati fasilitas sauna lebih baik lagi. Akhirnya dengan berat hati dan kenekatan yang aku paksakan, akupun mengganti suhu ruangan tersebut sesuai perkiraanku sendiri. Saat kembali memasuki ruangan sauna, akupun mulai merasakan panas yang luar biasa. Aku bisa menikmati mandi sauna dengan sempurna. Nah, apakah aku salah dalam hal ini Tuhan? Sedikit melanggar tapi berdampak baik.
Begitu juga dengan masalahku saat ini. Masalah yang sebenarnya bisa aku putuskan sendiri sesuai keinginan hatiku. Tapi apakah mungkin selamanya aku akan berbuat seperti itu tanpa mendengarkan nasehat dan wejangan dari orang-orang di sekitarku? Tapi, apakah mungkin juga semua nasehat dan masukan dari mereka akan membantuku memutuskan perkara tersebut dengan lebih baik? Bagaimana kalau seandainya hal tersebut tak sesuai dengan keinginanku? Tak sesuai dengan apa yang aku harapkan? Ah, benar-benar sulit kalau aku harus dihadapkan dalam hal pilih-memilih seperti sekarang ini. Bingung dan benar-benar sangat membingungkan.
Tapi aku yakin, bagaimanapun juga pasti aku akan tetap memilih dan memutuskannya dengan lebih baik dan dengan pertimbangan yang matang. Aku akan memutuskannya dengan melihat dari segi baik buruk yang akan ditimbulkan serta risiko-risiko yang nantinya akan aku hadapi. Tak lupa juga shalat istikharah adalah salah satu cara terbaik yang Engkau berikan untuk menuntun hati ini ke arah yang lebih baik lagi…!!!
Tuhan, hanya dengan perkara kecil, Kau bisa membuat hidupku seakan-akan dihadapkan pada masalah yang amat sangat besar. Hanya karena hal ini hidupku jadi tak tenang dan merasa gundah yang teramat sangat. Tapi aku yakin, apapun itu semuanya akan berakhir dan akan ada penyelesaiannya. Tak ada satupun perkara tanpa penyelesaian dan jalan keluar. Dan aku juga percaya, Engkau Tuhanku tak akan pernah menjerumuskan hambaMu ke jalan yang salah. Bagaimanapun juga, kau pasti akan menuntun hatiku ke jalan yang benar. Mudah-mudahan secepatnya perkara ini bisa aku selesaikan dan bisa berlalu seiring berjalannya waktu yang akan mengkis semua kegundahan ini..!!!
InsyaAllah…!!! Get the best choice..!!!

Don't quit - An Inspirational Poem
Don't quit is an inspirational poem that you will refer to whenever you're a bit less motivated. It's a great way to get back on track again whenever you're feeling down, are in a rut or have a block of some kind on your path.
When things go wrong, as they sometimes will,
When the road you're trudging seems all uphill,
When the funds are low and the debts are high,
And you want to smile, but you have to sigh,
When care is pressing you down a bit,
Rest, if you must, but don't you quit.
When the road you're trudging seems all uphill,
When the funds are low and the debts are high,
And you want to smile, but you have to sigh,
When care is pressing you down a bit,
Rest, if you must, but don't you quit.
Life is queer with its twists and turns,
As every one of us sometimes learns,
And many a failure turns about,
When he might have won had he stuck it out;
Don't give up though the pace seems slow--
You may succeed with another blow.
And many a failure turns about,
When he might have won had he stuck it out;
Don't give up though the pace seems slow--
You may succeed with another blow.
Often the goal is nearer than,
It seems to a faint and faltering man,
Often the struggler has given up,
When he might have captured the victor's cup,
And he learned too late when the night slipped down,
How close he was to the golden crown.
Often the struggler has given up,
When he might have captured the victor's cup,
And he learned too late when the night slipped down,
How close he was to the golden crown.
Success is failure turned inside out--
The silver tint of the clouds of doubt,
And you never can tell how close you are,
It may be near when it seems so far,
So stick to the fight when you're hardest hit--
It's when things seem worst that you must not quit.
And you never can tell how close you are,
It may be near when it seems so far,
So stick to the fight when you're hardest hit--
It's when things seem worst that you must not quit.
-- Author unknown—
Read more: http://thealethia.blogspot.com/2011/05/dont-quit-inspirational-poem.html#ixzz1ng5tRedj
7 Feb 2012
Letak Kekuatan
Ada kekuatan di dalam cinta, Dan orang yang sanggup memberikan cinta adalah orang yang kuat, karena ia bisa mengalahkan keinginannya untuk mementingkan diri sendiri. Ada kekuatan dalam tawa kegembiraan, Dan orang tertawa gembira adalah orang yang kuat, karena ia tidak pernah terlarut dengan tantangan dan cobaan. Ada kekuatan di dalam kedamaian diri, dan orang yang dirinya penuh damai bahagia adalah orang yang kuat, karena ia tidak pernah tergoyahkan dan tidak mudah diombang-ambingkan. Ada kekuatan di dalam kesabaran, dan orang yang sabar adalah orang yang kuat, karena ia sanggup menanggung segala sesuatu Dan ia tidak pernah merasa disakiti. Ada kekuatan di dalam kemurahan, dan orang yang murah hati adalah orang yang kuat, karena ia tidak pernah menahan mulut dan tangannya untuk melakukan yang baik bagi sesamanya. Ada kekuatan di dalam kebaikan, dan orang yang baik adalah orang yang kuat, karena ia bisa selalu mampu melakukan yang baik bagi semua orang. Ada kekuatan di dalam kesetiaan, dan orang yang setia adalah orang yang kuat karena ia bisa mengalahkan nafsu dan keinginan pribadi dengan kesetiaannya kepada Allah dan sesama. Ada kekuatan di dalam kelemah-lembutan, dan orang yang lemah lembut adalah orang yang kuat, karena ia bisa menahan diri untuk tidak membalas dendam. Ada kekuatan di dalam penguasaan diri, dan orang yang bisa menguasai diri adalah orang yang kuat, karena ia bisa mengendalikan segala nafsu keduniawian. Disitulah semua letak-letak dimana Kekuatan Sejati berada.... Dan sadarlah bahwa kalian juga memiliki cukup kekuatan untuk mengatasi segala masalah kalian. Dimanapun juga, seberat dan serumit apapun juga. Penulis : Henry Rorimpandey |
Gratis Sepanjang Masa (Cerita :(
Suatu sore, seorang anak menghampiri ibunya di dapur Ia menyerahkan selembar kertas yang telah ditulisinya Setelah sang ibu mengeringkan tangannya dengan celemek Ia pun membaca tulisan itu dan inilah isinya: Untuk memotong rumput 2 Dinar Untuk membersihkan kamar tidur minggu ini 1 Dinar Untuk pergi ke toko disuruh ibu 1/2 Dinar Untuk menjaga adik waktu ibu belanja 1/2 Dinar Untuk membuang sampah 1 Dinar Untuk nilai yang bagus 3 Dinar Untuk membersihkan dan menyapu halaman 1/2 Dinar Jadi jumlah utang ibu adalah 8 1/2 Dinar Sang ibu memandangi anaknya dengan penuh harap Berbagai kenangan terlintas dalam benak sang ibu Lalu ia mengambil pulpen, membalikkan kertasnya Dan inilah yang ia tuliskan: Untuk sembilan bulan ibu mengandung kamu, gratis Untuk semua malam ibu menemani kamu, gratis Mengobati kamu dan mendoakan kamu, gratis Untuk semua saat susah dan air mata dalam mengurus kamu, gratis Kalau dijumlahkan semua, harga cinta ibu adalah gratis Untuk semua mainan, makanan, dan baju, gratis Anakku... dan kalau kamu menjumlahkan semuanya, Akan kau dapati bahwa harga cinta ibu adalah GRATIS Seusai membaca apa yang ditulis ibunya Sang anak pun berlinang air mata dan menatap wajah ibunya Dan berkata: "Bu, aku sayang sekali sama ibu" Kemudian ia mengambil pulpen Dan menulis sebuah kata dengan huruf-huruf besar: "LUNAS" (MaPI No. 05 Th. IV Mei 2003) |
2 Feb 2012
Tujuan Merupakan Kunci Sukses
Oleh:
Resa Oktafian Pratama
Ketika kita sedang terdiam sejenak, maka yang terlintas dipikiran kita adalah masa depan. Setiap orang pasti mempunyai keinginan untuk sukses dan hidup bahagia, tapi memang setiap orang mempunyai cara sendiri untuk meraih kesuksesan. Namun dengan demikian kita harus tetap bermunajat dan berdoa kepada ALLAH SWT, sebagai penyeimbang antara rohani dan jasmani untuk meraih kesuksesan.
Tapi kadang kita melupakan bahwa suatu kesuksesan harus dilandasi dengan tujuan, Dengan adanya tujuan kita bisa mengendalikan diri kita kemana arah kesuksesan yang akan kita dapat.
Kehidupan merupakan suatu anugerah yang tidak ternilai yang diberikan oleh ALLAH SWT kepada kita, maka dari itu kita wajib mensyukurinya dan menjalani kehidupan ini apa adanya. Namun kita juga harus berjuang dan bekerja keras untuk meraih kesuksesan, karena pada dasarnya kesuksesan itu ada ditangan kita sendiri tinggal bagaimana kita menyikapinya. Disamping kita harus bekerja keras kita juga harus mempunyai tujuan untuk membangun kesuksesan itu sendiri, karena tujuan sangat penting untuk meraih kesuksesan.
Apa jadinya jika tidak ada tujuan di dalam kehidupan kita, pasti kita akan bingung dan ragu untuk menjalani kehidupan ini. Maka dari itu tujuan mempunyai makna yang sangat besar untuk menjalani kehidupan dan meraih kesuksesan sehari-hari maupun di masa yang akan datang.
Resa Oktafian Pratama
Ketika kita sedang terdiam sejenak, maka yang terlintas dipikiran kita adalah masa depan. Setiap orang pasti mempunyai keinginan untuk sukses dan hidup bahagia, tapi memang setiap orang mempunyai cara sendiri untuk meraih kesuksesan. Namun dengan demikian kita harus tetap bermunajat dan berdoa kepada ALLAH SWT, sebagai penyeimbang antara rohani dan jasmani untuk meraih kesuksesan.
Tapi kadang kita melupakan bahwa suatu kesuksesan harus dilandasi dengan tujuan, Dengan adanya tujuan kita bisa mengendalikan diri kita kemana arah kesuksesan yang akan kita dapat.
Kehidupan merupakan suatu anugerah yang tidak ternilai yang diberikan oleh ALLAH SWT kepada kita, maka dari itu kita wajib mensyukurinya dan menjalani kehidupan ini apa adanya. Namun kita juga harus berjuang dan bekerja keras untuk meraih kesuksesan, karena pada dasarnya kesuksesan itu ada ditangan kita sendiri tinggal bagaimana kita menyikapinya. Disamping kita harus bekerja keras kita juga harus mempunyai tujuan untuk membangun kesuksesan itu sendiri, karena tujuan sangat penting untuk meraih kesuksesan.
Apa jadinya jika tidak ada tujuan di dalam kehidupan kita, pasti kita akan bingung dan ragu untuk menjalani kehidupan ini. Maka dari itu tujuan mempunyai makna yang sangat besar untuk menjalani kehidupan dan meraih kesuksesan sehari-hari maupun di masa yang akan datang.
Aku Harus Berubah
Oleh:
Leyla Halida Janufianti
Sebelumnya diartikel saya yang terdahulu, saya sedikit lupa opini-opini apa yang saya sampaikan. tapi insyalloh saya akan tulis yang serupa yang mungkin tidak sama. Baiklah saya mulai!
2009 yang masih tersisa beberapa bulan lagi, sepatutnya menjadi sebuah perenungan untuk masa depan berikutnya. Saya berbicara tentang apa yang harus saya lakukan satu atau dua tahun ke depan. Berpikir untuk setahun atau lebih ke depan berarti membicarakan prioritas dan harapan dan dari setiap harapan itu perlu kiranya menguatkan motivasi. Adapun, hal-hal yang selama ini saya tanamkan dalam pikiran setiap kali saya memikirkan, menulis, dan mengerjakan sesuatu yang di dalamnya termuat harapan, sebagai berikut:
1. Posisikan diri sendiri sebagai subjek bukan objek
2. Bergegaslah bangun dari tidur, lalu pergi ke suatu tempat yang menyenangkan, misalnya toko kue, toko mainan, toko-toko lain yang anda senangi
3. Perbanyak referensi hidup, baik itu dari majalah, tabloid, koran atau buku-buku laris
4. Perbanyak tersenyum kepada siapa saja yang anda jumpai
5. Berpikiran positif setiap mengahadapi kendala, bahwa semua bisa menjadi sukses
6. Latih diri menjadi pribadi yang tak kenal menyerah
7. Biarkan pikiran kita yang menentukan arah hidup pada hari ini, karena pemikiran yang datang begitu saja justru menghasilkan nasib keberuntungan
8. Bertukar pikiran dengan teman sebaya atau dengan teman yang sudah lebih berpengalaman
9. Ciptakan suasana penuh ide dengan membersihkan kamar yang berantakan atau berkunjung ke rumah teman.
Leyla Halida Janufianti
Sebelumnya diartikel saya yang terdahulu, saya sedikit lupa opini-opini apa yang saya sampaikan. tapi insyalloh saya akan tulis yang serupa yang mungkin tidak sama. Baiklah saya mulai!
2009 yang masih tersisa beberapa bulan lagi, sepatutnya menjadi sebuah perenungan untuk masa depan berikutnya. Saya berbicara tentang apa yang harus saya lakukan satu atau dua tahun ke depan. Berpikir untuk setahun atau lebih ke depan berarti membicarakan prioritas dan harapan dan dari setiap harapan itu perlu kiranya menguatkan motivasi. Adapun, hal-hal yang selama ini saya tanamkan dalam pikiran setiap kali saya memikirkan, menulis, dan mengerjakan sesuatu yang di dalamnya termuat harapan, sebagai berikut:
1. Posisikan diri sendiri sebagai subjek bukan objek
2. Bergegaslah bangun dari tidur, lalu pergi ke suatu tempat yang menyenangkan, misalnya toko kue, toko mainan, toko-toko lain yang anda senangi
3. Perbanyak referensi hidup, baik itu dari majalah, tabloid, koran atau buku-buku laris
4. Perbanyak tersenyum kepada siapa saja yang anda jumpai
5. Berpikiran positif setiap mengahadapi kendala, bahwa semua bisa menjadi sukses
6. Latih diri menjadi pribadi yang tak kenal menyerah
7. Biarkan pikiran kita yang menentukan arah hidup pada hari ini, karena pemikiran yang datang begitu saja justru menghasilkan nasib keberuntungan
8. Bertukar pikiran dengan teman sebaya atau dengan teman yang sudah lebih berpengalaman
9. Ciptakan suasana penuh ide dengan membersihkan kamar yang berantakan atau berkunjung ke rumah teman.
Ketika Remaja Zaman Ini Susah di Nasehati
Oleh:
Abdul Karim Ismail
Remaja adalah sesosok manusia yang menjadi harapan besar generasi di masa depan. Harapan besar para orang tua, negara bahkan agama. Zaman terus berubah seiring perjalanan waktu yang lambat laun tapi pasti akan menuju ke titik akhir kehidupan. Seiiring berputarnya waktu, budaya dan kebiasaan manusia pun berubah yang diikuti dengan perubahan Perilaku generasinya. Kata orang tua kita, di zaman mereka masih remaja, kejadian mengherankan ketika ada sepasang muda-mudi sedang berduaan suatu tempat, bahkan hal ini ada yang menganggapnya tabu di suatu tempat di wilayah indonesia. Apa implikasinya? Yaitu, minimalnya tindak penyelewengan Seks, dalam hal ini pemerkosaan terlebih lagi penyakit kelamin (AIDS).Namun ternyata hari ini, fakta membuktikan bahwa, hal tersebut berlaku sebaliknya. Remaja hari ini "aneh" ketika tidak memiliki pacar. Berbalik 180 derajat.
Tidak cukup demikian, remaja hari ini pun susah dinasehati, sulit d berikan arahan untuk berbuat positif sesuai norma dan etika terlebih lagi nasehat agama. Mengapa demikian? Hal terjadi karena Mayoritas kita terlalu terbuka akan budaya-budaya asing dan lemahnya kontrol pemerintah dan para orang tua terhadap budaya asing ini, bahkan malahan ada sebagian orang tua membiarkan anaknya untuk mengikutinya. Maka menjadi trenlah budaya-budaya luar itu, pacaran menjadi hal yang lumrah. Norma Agama dan etika mulai pudar. Akibatnya, bertebaranlah penyelewengan bahkan penyakit kelamin. Hasil Survey 2009 membuktikan 65% gadis remaja indonesia sudah tidak perawan lagi.
Berikut Nasehat Kepada para remaja Muslim:
1. Duhai remaja lakukanlah perenungan sejenak dengan berusaha menjawab
Siapakah Manusia, asal Manusia, Tujuan Hidup,Musuh Manusia, dan kemana setelah mati? Manusia adalah makhluk Allah yang paling istimewa. Allah mencipta mereka dalam bentuk yang paling sempurna. (surah At-Tin ayat 4). Keelokan manusia bukan hanya terletak pada parasnya tetapi ia sangat ditentukan olih akhlak atau budi pekertinya. Keelokan dan kecantikan manusia adalah karena manusia makhluk yang berilmu, bisa berfikir, mempunyai daya inisiatif dan kreatif, mempunyai tutur bahasa dan budaya. Maka segala anugerah yang di karuniakan kepada kita, marilah kita maksimalkan untuk berbuat yang positif.
2.Sobat Muda, Umur Muda Sangat Berharga.
Rasulullah (sallallahu alayhi wasalam) bersabda: Sekali-kali tidak akan berganjak kedua kaki seorang hamba (manusia) pada Hari Kiamat nanti sehingga kepadanya ditanya tentang empat perkara:
1. Tentang umurnya kemana dia habiskan
2. Tentang masa mudanya kemana dia pergunakan
3. Tentang hartanya darimana dia perolihi dan kemana ia belanjakan
4. Tentang ilmunya apakah yang dia amalkan.
(Hadis Riwayat Al-Bazzar dan Al-Tabrany dengan sanad sahih)
Hendaknya para Orang tua memberikan teladan yang baik kepada anaknya dan memberikan pendidikan yang mengkolaborasikan antara aspek intelektual dan agama. Mereka adalah modal di akhirat kelak yang bertindak sebagai syafaat menambah timbangan amalan kita. Sobat muda marilah kita menjadi insan cerdas, mandiri dan kreatif demi peradaban dan akhlak bangsa serta agama ke depan, Lawan budaya Hedonisme yang menjadi jamur yang berbahaya dan merusak moral bersama serta menjadi generasi yang kritis.
Sebagai bahan renungan bersama, Tokoh Proklamator kita Bung Karno pernah mengatakan: "Datangkan padaku 10 orang pemuda maka aku akan mengubah Dunia" . Artinya bahwa remaja dalam hal ini pemuda pemudi sangat penting dalam menentukan arah suatu bangsa terlebih lagi agama di masa depan. Satu kebanggaan tersendiri bagi kita para pemuda (remaja) menjadi sosok yang sangat dibanggakan oleh kaum tua, maka olehnya itu sobat kita mesti menunjukkan pada dunia bahwa kita mampu dan memiliki kompetensi besar untuk merubah masa depan. Agama kita jadikan sebagai Ajaran Moral berisi nasehat yang fundamental, kita selalu merujuk ke sana ketika menghadapi masalah hidup sehingga kita terhindar dari fitnah dunia termasuk pergaulan bebas hari yang sifatnya indah tapi beracun. Jangan sampai hati kita tercemar bahkan membatu sehingga pintu nasehat dari orang yang mengharapkan kita tumbuh menjadi manusia seutuhnya menjadi angin lalu dan terjebak oleh budaya hedonis zaman ini. Bravo Remaja Indonesia.
Abdul Karim Ismail
Remaja adalah sesosok manusia yang menjadi harapan besar generasi di masa depan. Harapan besar para orang tua, negara bahkan agama. Zaman terus berubah seiring perjalanan waktu yang lambat laun tapi pasti akan menuju ke titik akhir kehidupan. Seiiring berputarnya waktu, budaya dan kebiasaan manusia pun berubah yang diikuti dengan perubahan Perilaku generasinya. Kata orang tua kita, di zaman mereka masih remaja, kejadian mengherankan ketika ada sepasang muda-mudi sedang berduaan suatu tempat, bahkan hal ini ada yang menganggapnya tabu di suatu tempat di wilayah indonesia. Apa implikasinya? Yaitu, minimalnya tindak penyelewengan Seks, dalam hal ini pemerkosaan terlebih lagi penyakit kelamin (AIDS).Namun ternyata hari ini, fakta membuktikan bahwa, hal tersebut berlaku sebaliknya. Remaja hari ini "aneh" ketika tidak memiliki pacar. Berbalik 180 derajat.
Tidak cukup demikian, remaja hari ini pun susah dinasehati, sulit d berikan arahan untuk berbuat positif sesuai norma dan etika terlebih lagi nasehat agama. Mengapa demikian? Hal terjadi karena Mayoritas kita terlalu terbuka akan budaya-budaya asing dan lemahnya kontrol pemerintah dan para orang tua terhadap budaya asing ini, bahkan malahan ada sebagian orang tua membiarkan anaknya untuk mengikutinya. Maka menjadi trenlah budaya-budaya luar itu, pacaran menjadi hal yang lumrah. Norma Agama dan etika mulai pudar. Akibatnya, bertebaranlah penyelewengan bahkan penyakit kelamin. Hasil Survey 2009 membuktikan 65% gadis remaja indonesia sudah tidak perawan lagi.
Berikut Nasehat Kepada para remaja Muslim:
1. Duhai remaja lakukanlah perenungan sejenak dengan berusaha menjawab
Siapakah Manusia, asal Manusia, Tujuan Hidup,Musuh Manusia, dan kemana setelah mati? Manusia adalah makhluk Allah yang paling istimewa. Allah mencipta mereka dalam bentuk yang paling sempurna. (surah At-Tin ayat 4). Keelokan manusia bukan hanya terletak pada parasnya tetapi ia sangat ditentukan olih akhlak atau budi pekertinya. Keelokan dan kecantikan manusia adalah karena manusia makhluk yang berilmu, bisa berfikir, mempunyai daya inisiatif dan kreatif, mempunyai tutur bahasa dan budaya. Maka segala anugerah yang di karuniakan kepada kita, marilah kita maksimalkan untuk berbuat yang positif.
2.Sobat Muda, Umur Muda Sangat Berharga.
Rasulullah (sallallahu alayhi wasalam) bersabda: Sekali-kali tidak akan berganjak kedua kaki seorang hamba (manusia) pada Hari Kiamat nanti sehingga kepadanya ditanya tentang empat perkara:
1. Tentang umurnya kemana dia habiskan
2. Tentang masa mudanya kemana dia pergunakan
3. Tentang hartanya darimana dia perolihi dan kemana ia belanjakan
4. Tentang ilmunya apakah yang dia amalkan.
(Hadis Riwayat Al-Bazzar dan Al-Tabrany dengan sanad sahih)
Hendaknya para Orang tua memberikan teladan yang baik kepada anaknya dan memberikan pendidikan yang mengkolaborasikan antara aspek intelektual dan agama. Mereka adalah modal di akhirat kelak yang bertindak sebagai syafaat menambah timbangan amalan kita. Sobat muda marilah kita menjadi insan cerdas, mandiri dan kreatif demi peradaban dan akhlak bangsa serta agama ke depan, Lawan budaya Hedonisme yang menjadi jamur yang berbahaya dan merusak moral bersama serta menjadi generasi yang kritis.
Sebagai bahan renungan bersama, Tokoh Proklamator kita Bung Karno pernah mengatakan: "Datangkan padaku 10 orang pemuda maka aku akan mengubah Dunia" . Artinya bahwa remaja dalam hal ini pemuda pemudi sangat penting dalam menentukan arah suatu bangsa terlebih lagi agama di masa depan. Satu kebanggaan tersendiri bagi kita para pemuda (remaja) menjadi sosok yang sangat dibanggakan oleh kaum tua, maka olehnya itu sobat kita mesti menunjukkan pada dunia bahwa kita mampu dan memiliki kompetensi besar untuk merubah masa depan. Agama kita jadikan sebagai Ajaran Moral berisi nasehat yang fundamental, kita selalu merujuk ke sana ketika menghadapi masalah hidup sehingga kita terhindar dari fitnah dunia termasuk pergaulan bebas hari yang sifatnya indah tapi beracun. Jangan sampai hati kita tercemar bahkan membatu sehingga pintu nasehat dari orang yang mengharapkan kita tumbuh menjadi manusia seutuhnya menjadi angin lalu dan terjebak oleh budaya hedonis zaman ini. Bravo Remaja Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)